digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Monita Natalia Siregar
PUBLIC yana mulyana

COVER Monita Natalia Siregar
PUBLIC yana mulyana

BAB 1 Monita Natalia Siregar
PUBLIC yana mulyana

BAB 2 Monita Natalia Siregar
PUBLIC yana mulyana

BAB 3 Monita Natalia Siregar
PUBLIC yana mulyana

BAB 4 Monita Natalia Siregar
PUBLIC yana mulyana

BAB 5 Monita Natalia Siregar
PUBLIC yana mulyana

BAB 6 Monita Natalia Siregar
PUBLIC yana mulyana

PUSTAKA Monita Natalia Siregar
PUBLIC yana mulyana

Bentonit adalah mineral yang termasuk ke dalam kelompok mineral lempung yang disebut smektit. Bentonit terdiri dari komponen aktif utama yaitu monmorilonit yang merupakan lempung multifungsi. Bentonit lebih dikenal sebagai natural adsorben, agen suspensi dan rheologi selain itu juga memiliki struktur koloid di dalam air. Banyak penelitian yang membuktikan selain memiliki kemampuan sebagai adsorben bentonit juga memiliki aktivitas antibakteri, antifungi, dan antivirus. Nanoemulsi merupkan dispersi minyak dengan partikel yang sangat kecil. Nanoemulsi sendiri telah banyak dikembangkan untuk meningkatkan bioavaibilitas obat. Pada penelitian ini dilakukan formulasi dan evaluasi terhadap nanoemulsi minyak biji kelor-vitamin E dan sabun cair bentonit yang mengandung nanoemulsi minyak biji kelor-vitamin E. Perbandingan yang digunakan untuk membuat nanoemulsi minyak biji kelor-vitamin E antara fase minyak dan air yang digunakan adalah 1:3. Evaluasi dari nanoemulsi adalah organoleptis, pH, morfolgi, ukuran, dan zeta potensial. Nanoemulsi yang diperoleh adalah nanoemulsi yang memiliki warna yang jernih dan berbau khas seperti minyak biji kelor dan terhirup samar bau vitamin E. Hasil morfologi sistem nanoemulsi yang terbentuk adalah co-disperse nanoemulsion system dikarenakan kedua minyak yang digunakan tidak menyatu melainkan membentuk droplet masing-masing dalam skala 50 nm dan 100 nm. Pada skala 50 nm merupakan droplet nanoemulsi vitamin E sedangkan skala 100 nm adalah droplet nanoemulsi minyak biji kelor. Perbedaan ini bisa disebabkan karena viskostias vitamin E lebih kecil daripada viskostias minyak biji kelor sehingga menghasilkan droplet dengan skala yang lebih besar untuk minyak biji kelor. pH nanoemulsi diperoleh adalah 5,06 ± 0,03 sedangkan untuk ukuran yang diperoleh adalah 76,7 ± 2,3 nm dengan indeks polidispersitas (IP) 0,393 ± 0,054. Zeta potensial yang diperoleh dari nanoemulsi minyak biji kelor-vitamin E adalah -3,9 ± 0,6 mV. Evaluasi terhadap sabun cair bentonit yang mengandung nanoemulsi minyak biji kelor-vitamin E yaitu organoleptis, morfologi sabun, uji pH, viskositas dan reologi, daya sebar sabun, tinggi busa dan kestabilan busa, bobot jenis, uji iritasi, dan uji anti mikroba. Organoleptis sabun yang diperoleh adalah sabun cair dengan warna coklat muda, kental dan tidak berbau. pH dari sabun adalah pH netral yaitu 7,41 ± 0,04. Viskositas dari sabun cair bentonit cukup tinggi dengan kecepatan 10 rpm didapatkan 7200 cP dan reologi dari sabun ini adalah tiksotropi. Reologi sabun yang diperoleh adalah tiksotropi hal ini dipengaruhi karena adanya bentonit yang memiliki sifat alir tiksotropi. Daya sebar sabun adalah 65,40 ± 2,53 mm, kestabilan busa dari sabun bentonit adalah 89,8 ± 0,68 % sedangkan bobot jenis sabun bentonit adalah 1,2007 ± 0,0013 g/mL. Formula bentonit yang didapatkan menghasilkan sabun yang stabil selama penyimpanan lima bulan pada suhu kamar. Indeks iritasi primer (IIP) dari sabun ini adalah 0,28 yang masih masuk dalam kategori sangat ringan (negligible). Pada penelitian ini pengujian aktivitas antibakteri dilakukan terhadap bakteri Staphylococcus aureus ATCC 6538, Escherichia coli ATCC 8939, dan Pseudomonas aeruginosa ATCC 9027. Bentonit memiliki aktivitas anti mikroba yang kuat dikarekan zona hambat yang dihasilkan oleh sabun cair bentonit > 10 mm. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuat sabun yang bukannya hanya memiliki fungsi sebagai sabun yang mengandung anti mikroba juga sebagai pembersih najis berat karena adanya kandungan bentonit. Selain itu dengan adanya nanoemulsi minyak biji kelor-vitamin E yang ditambahkan dalam sabun ini menambahkan fungsi sabun bukan hanya sebagai pembersih namun juga sebagai suplemen terhadap kulit dan pelembab.