ABSTRAK - Shafarani Wardah Hidayat
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan
Minyak akar wangi merupakan salah satu jenis minyak atsiri yang bernilai ekonomis tinggi dengan berbagai manfaat, seperti pada industri parfum, kosmetik, sabun wangi, anti inflamasi, antibakteri, dan bahan pembuatan insektisida. Namun, potensi manfaat tersebut tidak sejalan dengan mutu yang dihasilkan akibat penggunaan suhu yang tinggi pada metode ekstraksi akar wangi berupa metode destilasi uap yang menyebabkan terciptanya aroma gosong dan warna gelap pada minyak, berdampak pada mutu yang tidak sesuai dengan SNI. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan mutu minyak akar wangi hasil pemurnian menggunakan bentonit teraktivasi, serta menentukan perlakuan terbaik untuk meningkatkan mutu minyak akar wangi sesuai SNI 06-2386-2006 melalui metode adsorpsi menggunakan variasi konsentrasi asam sitrat 4%, 6%, dan 8%, serta suhu adsorpsi 35°C dan 55°C. Sampel dianalisis terhadap bobot jenis, bilangan asam, kelarutan dalam etanol 95%, organoleptik warna dan aroma, serta kadar vetiverol. Hasil penelitian menunjukan perlakuan terbaik diperoleh pada perlakuan dengan kombinasi konsentrasi asam sitrat 4% dan suhu adsorpsi 35°C dengan peningkatan bobot jenis dari 0,868 menjadi 0,891 dan penurunan bilangan asam dari 35,06 menjadi 28,05. Terjadi perubahan warna dari cokelat kemerahan menjadi kuning muda disertai dengan aroma khas akar wangi sesuai standar, meskipun tidak larut sempurna dalam etanol. Analisis SEM-EDX membuktikan aktivasi bentonit berhasil dilakukan sehingga proses adsorpsi berjalan dengan efektif. Hasil GC-MS menunjukkan terdeteksinya 103 senyawa pada minyak awal dan minyak dengan perlakuan terbaik, dengan senyawa utama ((3S, 3aR, 6R, 8aS) - 7, 7 – Dimethyl – 8 – methyleneoctahydro - 1H - 3a, 6 methanoazulen – 3 - yl) methanol tetap dominan setelah proses pemurnian dan peningkatan kandungan vetiverol dari 60,82% menjadi 88,08%.
Perpustakaan Digital ITB