digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Disparitas harga merupakan permasalahan ekonomi yang kerap dirasakan penduduk di wilayah timur Indonesia khususnya Papua Barat dengan wilayah Indonesia lainnya. Hal ini mendorong Kementerian Perhubungan untuk menjadikan Pelabuhan Oransbari sebagai salah satu simpul dalam jaringan tol laut Trayek T-9 (SK Kementerian Perhubungan 2020) serta sebagai pelabuhan pengumpan sekunder menurut Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Papua Barat 2013-2033. Demi menunjang kedua rencana di atas, Pelabuhan Oransbari perlu dirancang dan dikembangkan menjadi pelabuhan yang dapat menerima muatan peti kemas. Dalam perancangan pelabuhan yang berbasis peti kemas ini, diawali dengan menganalisis kebutuhan pergerakan barang yang keluar-masuk wilayah Papua Barat serta proyeksi demand sesuai umur rencana. Fasilitas pergerakan sisi laut pelabuhan yang akan dirancang adalah panjang dermaga untuk traffic in dan traffic out. Sedangkan pada sisi darat pelabuhan akan dirancang terminal peti kemas dengan komponen-komponen seperti container park area, container freight station, empty container yard, kebutuhan jumlah dan luas parkir alat bongkar muat, truck buffer area, serta kebutuhan jumlah dan luas gerbang masuk dan keluar.