Disparitas harga merupakan permasalahan ekonomi yang kerap dirasakan
penduduk di wilayah timur Indonesia khususnya Papua Barat dengan wilayah
Indonesia lainnya. Hal ini mendorong Kementerian Perhubungan untuk
menjadikan Pelabuhan Oransbari sebagai salah satu simpul dalam jaringan tol laut
Trayek T-9 (SK Kementerian Perhubungan 2020) serta sebagai pelabuhan
pengumpan sekunder menurut Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Papua Barat
2013-2033. Demi menunjang kedua rencana di atas, Pelabuhan Oransbari perlu
dirancang dan dikembangkan menjadi pelabuhan yang dapat menerima muatan
peti kemas. Dalam perancangan pelabuhan yang berbasis peti kemas ini, diawali
dengan menganalisis kebutuhan pergerakan barang yang keluar-masuk wilayah
Papua Barat serta proyeksi demand sesuai umur rencana. Fasilitas pergerakan sisi
laut pelabuhan yang akan dirancang adalah panjang dermaga untuk traffic in dan
traffic out. Sedangkan pada sisi darat pelabuhan akan dirancang terminal peti
kemas dengan komponen-komponen seperti container park area, container freight
station, empty container yard, kebutuhan jumlah dan luas parkir alat bongkar muat,
truck buffer area, serta kebutuhan jumlah dan luas gerbang masuk dan keluar.
Perpustakaan Digital ITB