digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Hana Rumaisa
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 1 Hana Rumaisa
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 2 Hana Rumaisa
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 3 Hana Rumaisa
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 4 Hana Rumaisa
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 5 Hana Rumaisa
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 6 Hana Rumaisa
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

BAB 7 Hana Rumaisa
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

PUSTAKA Hana Rumaisa
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

LAMPIRAN Hana Rumaisa
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB

Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Karangantu di Kecamatan Kasemen, Banten, memiliki potensi strategis sebagai pusat kegiatan perikanan dan ekonomi maritim di wilayah pesisir utara Kota Serang. Kawasan ini didukung oleh posisi geografis yang menguntungkan, dikelilingi Teluk Banten, Sungai Cibanten, lahan mangrove, dan tambak, serta memiliki fasilitas pelabuhan yang menunjang aktivitas perikanan tangkap. Namun, PPN Karangantu menghadapi berbagai permasalahan, seperti sedimentasi alur pelayaran, keterbatasan infrastruktur, sirkulasi transportasi yang kurang memadai, drainase yang tidak berfungsi, serta kurangnya fasilitas Unit Pengolahan Ikan (UPI) modern. Selain itu, tata guna lahan yang belum optimal menyebabkan genangan air dan limbah perikanan yang mencemari lingkungan. Permasalahan ini diperparah dengan kurangnya integrasi antara komunitas nelayan dan koperasi dalam tata kelola kawasan. Sebagai solusi, konsep Blue Green Infrastructure (BGI) diusulkan dalam perancangan ulang kawasan PPN Karangantu. Pendekatan BGI menekankan integrasi elemen air dan vegetasi untuk menciptakan sistem yang berkelanjutan, adaptif terhadap perubahan iklim, serta mendukung kesejahteraan masyarakat dan lingkungan. Lima prinsip utama BGI yang diterapkan meliputi keberlanjutan, integrasi zona fungsional, adaptabilitas, kolaborasi dengan masyarakat lokal, serta keamanan dan kenyamanan pengguna. Rancangan meliputi pengembangan fasilitas pelabuhan, revitalisasi hutan mangrove, sistem drainase berbasis bioswale, penggunaan energi terbarukan, serta pengelolaan limbah organik. Selain itu, pengembangan jalur sirkulasi internal, area parkir hijau, dan sistem navigasi terpadu diintegrasikan untuk mendukung aktivitas bisnis, rekreasi, dan ekowisata. Dengan demikian, perancangan ulang PPN Karangantu diharapkan dapat meningkatkan nilai ekonomi kawasan, mendukung ketahanan pangan, serta menciptakan lingkungan pelabuhan yang fungsional, ramah lingkungan, dan berdaya saing