ABSTRAK Hana Rumaisa
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 1 Hana Rumaisa
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 2 Hana Rumaisa
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 3 Hana Rumaisa
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 4 Hana Rumaisa
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 5 Hana Rumaisa
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 6 Hana Rumaisa
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
BAB 7 Hana Rumaisa
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
PUSTAKA Hana Rumaisa
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
LAMPIRAN Hana Rumaisa
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Terbatas Yoninur Almira
» Gedung UPT Perpustakaan
» ITB
Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Karangantu di Kecamatan Kasemen, Banten, memiliki
potensi strategis sebagai pusat kegiatan perikanan dan ekonomi maritim di wilayah pesisir utara
Kota Serang. Kawasan ini didukung oleh posisi geografis yang menguntungkan, dikelilingi
Teluk Banten, Sungai Cibanten, lahan mangrove, dan tambak, serta memiliki fasilitas
pelabuhan yang menunjang aktivitas perikanan tangkap. Namun, PPN Karangantu menghadapi
berbagai permasalahan, seperti sedimentasi alur pelayaran, keterbatasan infrastruktur, sirkulasi
transportasi yang kurang memadai, drainase yang tidak berfungsi, serta kurangnya fasilitas
Unit Pengolahan Ikan (UPI) modern. Selain itu, tata guna lahan yang belum optimal
menyebabkan genangan air dan limbah perikanan yang mencemari lingkungan. Permasalahan
ini diperparah dengan kurangnya integrasi antara komunitas nelayan dan koperasi dalam tata
kelola kawasan. Sebagai solusi, konsep Blue Green Infrastructure (BGI) diusulkan dalam
perancangan ulang kawasan PPN Karangantu. Pendekatan BGI menekankan integrasi elemen
air dan vegetasi untuk menciptakan sistem yang berkelanjutan, adaptif terhadap perubahan
iklim, serta mendukung kesejahteraan masyarakat dan lingkungan. Lima prinsip utama BGI
yang diterapkan meliputi keberlanjutan, integrasi zona fungsional, adaptabilitas, kolaborasi
dengan masyarakat lokal, serta keamanan dan kenyamanan pengguna. Rancangan meliputi
pengembangan fasilitas pelabuhan, revitalisasi hutan mangrove, sistem drainase berbasis
bioswale, penggunaan energi terbarukan, serta pengelolaan limbah organik. Selain itu,
pengembangan jalur sirkulasi internal, area parkir hijau, dan sistem navigasi terpadu
diintegrasikan untuk mendukung aktivitas bisnis, rekreasi, dan ekowisata. Dengan demikian,
perancangan ulang PPN Karangantu diharapkan dapat meningkatkan nilai ekonomi kawasan,
mendukung ketahanan pangan, serta menciptakan lingkungan pelabuhan yang fungsional,
ramah lingkungan, dan berdaya saing
Perpustakaan Digital ITB