digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Abstrak
PUBLIC Open In Flipbook Dewi Supryati

Peningkatan throughput dunia membawa tantangan besar bagi terminal dan depo peti kemas khususnya dalam aspek pengelolaan peti kemas di ruang penyimpanan yang terbatas. Salah satu tantangan utama yaitu penumpukan peti kemas dari berbagai perusahaan dengan jadwal pengambilan yang tidak seragam yang menghambat proses penyusunan, pengambilan, dan pemindahan peti kemas. Peti kemas yang hendak diambil sering berada di tengah tumpukan sehingga membutuhkan waktu dan usaha ekstra untuk mengaksesnya. Operasi pemindahan peti kemas sangat mahal sehingga penting untuk meminimasi jumlah pemindahan yang dilakukan. Oleh karena itu, optimalisasi relokasi peti kemas sangat dibutuhkan untuk memperbaiki sistem tersebut. Penjadwalan janji temu truk (TAS) dan relokasi peti kemas (RBRP) merupakan dua masalah utama dalam manajemen operasional di lapangan penumpukan peti kemas. Penelitian ini mengusulkan model optimasi yang mengintegrasikan Truck Appointment Scheduling (TAS) dengan Restricted Block Relocation Problem (RBRP). Model yang diusulan dikembangkan dengan mempertimbangkan kendala-kendala yang belum dipertimbangkan sebelumnya seperti kapasitas maksimum tumpukan yang diperbolehkan, pencegah pergerakan redundan, pengisian slot kosong yang tepat, mempertimbangkan perbedaan prioritas pengambilan dalam kondisi nyata. Penelitian ini mengusulan pendekatan yang berbeda yaitu penyelesaian secara simultan dan sequential. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengoptimalkan kedua masalah tersebut untuk meminimasi jumlah relokasi peti kemas yang dibutuhkan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah integer programming yang memungkinkan pengoptimalan jadwal kedatangan truk dan pergerakan peti kemas dalam satu model terkoordinasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa integrasi TAS dan RBRP secara simultan memberikan hasil yang lebih optimal dan stabil dibandingkan dengan pendekatan yang mengoptimalkan keduanya secara terpisah dalam jumlah relokasi yang dibutuhkan. Pertimbangan prioritas peti kemas dapat iii membantu pengelolaan relokasi peti kemas tanpa mempengaruhi hasil dari jumlah relokasi, hasil jumlah relokasi akan berpengaruh pada metode pendekatan penyelesaian yang diterapkan.