digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

TA_2021_Nihdati Imamah_1-Abstrak.pdf?
PUBLIC Open In Flipbook Garnida Hikmah Kusumawardana

Mikroplastik (MP) telah menjadi fokus lingkungan dan telah ditemukan di seluruh dunia, dari air limbah, perairan laut, perairan tawar, hingga air minum. Penelitian terkait mikroplastik ini menjadi penting dilakukan, khususnya pada air minum, karena mikroplastik tidak dapat dicerna oleh manusia. Tujuan penelitian ini adalah menentukan kelimpahan mikroplastik pada lokasi sampling, menentukan karakteristik mikroplastik, dan menentukan efisiensi penyisihan mikroplastik pada IPA. Lokasi sampling terletak pada intake, inlet koagulasi, outlet sedimentasi, dan outlet filtrasi di salah satu IPA daerah Dago. Pengambilan sampel air dilakukan pada musim hujan dan musim kemarau. Kelimpahan musim hujan pada intake, inlet koagulasi, outlet sedimentasi, dan outlet filtrasi masing-masing sebesar 20,61 MP/L, 16,72 MP/L, 11,46 MP/L, dan 11,67 MP/L. Sedangkan pada musim kemarau masing-masing sebesar 6,72 MP/L, 6,22 MP/L, 6,44 MP/L, dan 4,39 MP/L. Berdasarkan hasil pengukuran, mikroplastik pada musim hujan dan musim kemarau di seluruh lokasi sampling dominan berukuran antara 300–1000 ?m, berbentuk fiber, dan berwarna transparan. Sedangkan berdasarkan hasil uji FTIR, mayoritas jenis polimer mikroplastik yang ditemukan adalah poliester (PES), dan sebagian lainnya adalah polietilen tereftalet (PET). Efisiensi penyisihan rata-rata mikroplastik di IPA pada musim hujan dan musim kemarau masing-masing 44,77% dan 38,05%. Jumlah mikroplastik lebih banyak ditemukan di pagi hari karena tingginya aktivitas manusia. Jumlah mikroplastik juga lebih banyak ditemukan ketika musim hujan karena kecepatan angin dan aliran sungai lebih tinggi, sehingga mikroplastik lebih mudah terfragmentasi dan menyebabkan jumlah konsentrasinya meningkat. Efisiensi penyisihan mikroplastik pada lokasi studi rendah disebabkan belum optimalnya proses operasional dan pemeliharaa IPA.