digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

TA_2021_M. Ardiandy Saputra_1-Abstrak.pdf)u
PUBLIC Open In Flipbook Garnida Hikmah Kusumawardana

Kota Depok merupakan kota di Provinsi Jawa Barat yang memiliki aktivitas perekonomian yang tinggi. Pembangunan fisik kota dan berdirinya pusat – pusat industri serta pendidikan disertai dengan meningkatnya penggunaan kendaraan bermotor yang berpotensi menghasilkan emisi polutan ke udara bebas. Hal ini mungkin terjadi jika tidak ada kesatuan pengaturan perencanaan dari pemerintah dalam rangka menyeimbangkan antara pembangunan kota dengan pemeliharaan lingkungan. Salah satu metode pencegahan penurunan tingkat kualitas udara di lingkungan Kota Depok adalah dengan melakukan pengendalian pencemaran udara berbasis inventarisasi emisi. Dalam studi ini, inventarisasi emisi dilakukan untuk wilayah Kota Depok dengan berfokus menghitung beban emisi karbon monoksida (CO), oksida nitrogen (NOx), sulfur dioksida (SO2) dan Particulate Matter (PM2,5 dan PM10). Adapun sektor yang menjadi ruang lingkup studi ini adalah sektor transportasi, industri, residensial dan pertanian. Metode yang digunakan dalam inventarisasi emisi ini bersifat top-down dengan menggunakan data konsumsi bahan bakar pada tiap sektor dalam rentang waktu tahun 2015 – 2020. Data tersebut diperoleh dari PT Pertamina, BPH Migas, PGN dan Badan Pusat Statistik. Sedangkan faktor emisi yang digunakan mengacu kepada Guidelines for Developing Emission Inventory in East Asia 2011, EMEP/EEA Guidebook 2019 dan GAINS. Hasil inventarisasi dari tahun 2015 – 2020 menunjukkan bahwa sektor transportasi menjadi kontributor utama polutan CO rata-rata sebesar 99,3% atau 29522,6 ton/tahun, NOx rata-rata sebesar 82,4% atau 1490,18 ton/tahun, PM2,5 rata-rata sebesar 96,2% atau 92,69 ton/tahun dan PM10 rata-rata sebesar 96% atau 97,1%. Sedangkan sektor industri menjadi kontributor utama polutan SO2 dengan rata-rata sebesar 45% atau 2,6 ton/tahun. Beban emisi tahun 2017 yang didapat kemudian akan didistribusikan secara spasial dengan menerapkan metode Sistem Informasi geografis (SIG) kedalam grid dengan resolusi 2 km x 2 km dengan menggunakan software ArcGIS. Hasil distribusi spasial akan menunjukkan daerah dengan beban emisi tertinggi di Kota Depok dimana untuk polutan CO di Kecamatan Cipayung dan Pancoran Mas, NOx, PM2,5 dan PM10 ada pada daerah Kecamatan Pancoran Mas dan Beji, sedangkan SO2 ada pada Kecamatan Pancoran Mas, Beji, Cimanggis dan Sukmajaya.