digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Dalam pesatnya pertumbuhan bisnis jasa kurir seperti saat ini, pemberian fasilitas kredit dinilai efektif untuk menarik minat pelanggan korporat dalam menggunakan jasa perusahaan. Namun tingginya angka penjualan secara kredit tanpa diimbangi dengan pembayaran yang lancar akan menimbulkan masalah baru, yakni berupa piutang. PT ABC yang merupakan salah satu perusahaan penyedia jasa kurir memiliki tunggakan piutang sebesar 207 miliar rupiah pada Juni 2020. Tunggakan dengan jumlah yang besar tersebut mempengaruhi aliran kas perusahaan. Berdasarkan hal tersebut perlu dilakukan penelitian untuk menyelesaikan permasalahan dalam waktu yang relatif singkat, yakni sampai dengan akhir tahun 2020. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya tunggakan piutang; menyediakan solusi berdasarkan akar permasalahan yang ada; serta mengusulkan langkah antisipasi agar permasalahan serupa tidak terulang kembali. Berdasarkan perhitungan days sales outstanding (DSO), pembayaran piutang membutuhkan waktu yang lama, yakni rata-rata sekitar 126 hari, padahal standarnya hanya 30 hari. Berdasarkan perhitungan defect per milion units (DPMO), kondisi piutang berada di level empat sigma, dan perusahaan harus melakukan usaha perbaikan untuk menurunkan angka tunggakan piutang hingga mencapai level lima sigma. Melalui metode DMAIC, dilakukan analisis permasalahan dan ditemukan delapan belas akar penyebab terjadinya tunggakan piutang. Selanjutnya dibuat beberapa solusi berdasarkan akar permasalahan tersebut, dan diusulkan tujuh alternatif solusi. Karena beberapa solusi memiliki kemiripan dalam pengaplikasiannya, maka dikelompokkan sehingga menjadi empat, yakni: (1) perbaikan berkelanjutan pada internal perusahaan, termasuk perbaikan proses dan pengaplikasian lean organizations; (2) melakukan negosiasi serta retensi pada account customers; (3) menggunakan jalur hukum dan jasa debt collector; serta (4) cross-check lebih lanjut untuk pelanggan yang menyatakan bahwa telah mengalami kebangkrutan. Selanjutnya, keempat alternatif solusi tersebut dianalisis menggunakan analytical hierarchy process (AHP) untuk mengetahui urutan prioritas dalam pengimplementasiannya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa alternatif solusi yang diterapkan berdampak dalam menurunkan angka tunggakan piutang sebesar 172 miliar rupiah, atau sebesar 83% dari total piutang, serta membuat DSO lebih cepat yaitu menjadi 35 hari. Selanjutnya dibuat standar alur proses baru untuk diterapkan dalam penanganan piutang. Hal tersebut dilakukan karena perusahaan harus melakukan perbaikan berkelanjutan agar standar level enam sigma dapat tercapai.