digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Hanif Arfani Rahman
PUBLIC Resti Andriani

BAB 1 Hanif Arfani Rahman
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Hanif Arfani Rahman
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Hanif Arfani Rahman
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Hanif Arfani Rahman
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Hanif Arfani Rahman
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Hanif Arfani Rahman
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

Sianidasi adalah salah satu teknik pelindian dalam proses ekstraksi emas. Sesuai dengan namanya, sianidasi menggunakan reagen sianida dalam bentuk NaCN atau KCN dengan konsentrasi yang disesuaikan agar persen ekstraksi emas menjadi optimal. Setelah bijih emas sudah tidak bisa diambil logam berharganya lagi, maka akan dibuang ke dalam kolam penampungan tailing untuk diolah lebih lanjut. Masalah akan muncul ketika kolam penampungan tailing meluap akibat terisi oleh air hujan, padahal di dalam kolam tersebut masih terkandung sianida yang berbahaya bagi lingkungan. Oleh karena itu, air limpasan tailing perlu dilakukan perlakuan khusus untuk mengurangi kadar sianidanya. Pada penelitian ini, sampel air limpasan tailing yang berasal dari PT X dilakukan pengujian degradasi sianidanya menggunakan bakteri Citrobacter freundii strain SKC-4 yang ditumbuhkan dalam media SKC-1. Percobaan diawali dengan studi literatur terlebih dahulu untuk mengetahui beragam bakteri serta mekanismenya dalam mendegradasi sianida. Setelah itu, disusun serangkaian percobaan awal untuk memilih bakteri yang dapat hidup dalam lingkungan yang mengandung sianida serta media yang paling optimal, hingga terpilih lima strain bakteri dan media SKC-1. Lima bakteri tadi ditumbuhkan dalam media SKC-1 kemudian dilakukan sentrifugasi dan diinokulasi pada sampel air limpasan tailing PT X untuk dilakukan uji degradasi sianida. Konsentrasi sianida ditentukan menggunakan metode spektrofotometri dengan pembacaan absorbansi sampel yang telah diberi indikator ninhydrin. Satu bakteri paling optimal akan dipilih dari percobaan ini, lalu bakteri tersebut diuji kembali menggunakan metode yang sama dengan melakukan variasi persen inokulasi hingga didapat nilai yang paling optimal. Percobaan selanjutnya adalah pengukuran pertumbuhan bakteri dalam berbagai konsentrasi sianida awal untuk menentukan kinetika bioremediasi sianida menggunakan bakteri tersebut. Hasil penelitian yang dilakukan, bakteri yang paling optimal dalam mendegradasi sianida adalah Citrobacter freundii strain SKC-4 dengan persen inokulasi sebesar 20%. Konsentrasi sianida awal pada air limpasan tailing PT X adalah 0,064 ppm, dan pada kondisi tersebut bakteri ini dapat mendegradasi sianida menjadi konsentrasi 0 ppm dalam waktu 48 jam atau dengan kata lain konsentrasi sianidanya telah habis. Laju pengurangan sianida sebesar 0,143 X ppm/jam dan persen degradasi adalah 100%. Laju pertumbuhan bakteri Citrobacter freundii strain SKC- 4 ditentukan menggunakan Persamaan Monod dan didapat hasil dX/dt = 3,101 × 10-4 X ppm/jam dengan X adalah konsentrasi bakteri pada waktu tersebut.