digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Kota Ambon sebagai salah satu kota pesisir berdasarkan tatanan memiliki potensi gempa yang dapat memicu terjadinya bencana tsunami, hal ini dibuktikan dengan kejadian bencana tsunami yang pernah terjadi di Kota Ambon pada tahun 1950. Sebagi ibu kota provinsi Maluku dan salah satu Pusat Kegiatan Nasional (PKN) di Indonesia Timur, Kota Ambon menjadi pusat dari berbagai kegiatan dan perkembangan sosial, budaya, ekonomi, infrastruktur dan kegiatan lainnya yang pada umumnya berpusat di kawasan pesisir. Tentunya hal ini perlu mendapat perhatian karena bencana tsunami yang sewaktu-waktu dapat terjadi akan berdampak negatif bagi kondisi sosial ekonomi Kota Ambon. Ketangguhan dapat diukur dengan akurat melalui analisis terhadap faktor-faktor kondisi sosial ekonomi yang berpengaruh terhadap ketangguhan tersebut. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat ketangguhan sosial ekonomi Kota Ambon dan strategi untuk meningkatkan ketangguhan sosial ekonomi Kota Ambon terhadap bencana tsunami. Tingkat ketangguhan sosial ekonomi didapatkan dengan membandingkan kapasitas dengan kerentanan dari perspektif pemerintah dan masyarakat Kota Ambon. Data primer berupa kapasitas dan kerentanan diperoleh melalui kuesioner yang disebarkan menggunakan googleform. Sebelum mendapatkan nilai ketangguhan terlebih dahulu dilakukan pembobotan untuk nilai kapasitas dan kerentanan menggunakan PCA dan pembobontan mengacu pada perka BNPB No.2 Tahun 2012. Dari hasil penelitian, didapatkan skor ketangguhan sosial ekonomi dari pespektif pemerintah adalah 0,63 dan dari perspektif masyarakat adalah 0,457. Sehingga rata-rata ketangguhan sosial ekonomi Kota Ambon adalah 0,54 yang tergolong dalam tingkat ketangguhan rendah. Berdasarkan skor ketangguhan, kemudian disusun usulan strategi dan intervensi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan ketangguhan sosial ekonomi Kota Ambon, yaitu dengan meningkatkan kapasitas dan mereduksi atau mitigasi kerentanan.