Kota Ambon sebagai salah satu kota pesisir berdasarkan tatanan memiliki potensi
gempa yang dapat memicu terjadinya bencana tsunami, hal ini dibuktikan dengan
kejadian bencana tsunami yang pernah terjadi di Kota Ambon pada tahun 1950.
Sebagi ibu kota provinsi Maluku dan salah satu Pusat Kegiatan Nasional (PKN) di
Indonesia Timur, Kota Ambon menjadi pusat dari berbagai kegiatan dan
perkembangan sosial, budaya, ekonomi, infrastruktur dan kegiatan lainnya yang
pada umumnya berpusat di kawasan pesisir. Tentunya hal ini perlu mendapat
perhatian karena bencana tsunami yang sewaktu-waktu dapat terjadi akan
berdampak negatif bagi kondisi sosial ekonomi Kota Ambon. Ketangguhan dapat
diukur dengan akurat melalui analisis terhadap faktor-faktor kondisi sosial ekonomi
yang berpengaruh terhadap ketangguhan tersebut. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui tingkat ketangguhan sosial ekonomi Kota Ambon dan strategi untuk
meningkatkan ketangguhan sosial ekonomi Kota Ambon terhadap bencana
tsunami. Tingkat ketangguhan sosial ekonomi didapatkan dengan membandingkan
kapasitas dengan kerentanan dari perspektif pemerintah dan masyarakat Kota
Ambon. Data primer berupa kapasitas dan kerentanan diperoleh melalui kuesioner
yang disebarkan menggunakan googleform. Sebelum mendapatkan nilai
ketangguhan terlebih dahulu dilakukan pembobotan untuk nilai kapasitas dan
kerentanan menggunakan PCA dan pembobontan mengacu pada perka BNPB No.2
Tahun 2012. Dari hasil penelitian, didapatkan skor ketangguhan sosial ekonomi
dari pespektif pemerintah adalah 0,63 dan dari perspektif masyarakat adalah 0,457.
Sehingga rata-rata ketangguhan sosial ekonomi Kota Ambon adalah 0,54 yang
tergolong dalam tingkat ketangguhan rendah. Berdasarkan skor ketangguhan,
kemudian disusun usulan strategi dan intervensi yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan ketangguhan sosial ekonomi Kota Ambon, yaitu dengan
meningkatkan kapasitas dan mereduksi atau mitigasi kerentanan.
Perpustakaan Digital ITB