Perpustakaan Digital ITB

Timbal (Pb) dapat muncul akibat kegiatan peleburan aki bekas. Unsur ini menyebabkan pencemaran baik di udara, air, dan tanah. Berdasarkan PerMenLHK No 101 Tahun 2018, konsentrasi Pb lebih besar dari 6000 mg/kg berada pada level berbahaya kategori 1, sehingga diperlukan upaya pemulihan. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk pemulihan adalah soil washing dengan menggunakan pelarut Ethylenediaminetetraacetid Acid (EDTA). Namun metode ini menimbulkan masalah lanjutan terkait produksi kompleks logam EDTA yang memerlukan pengolahan lanjutan. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk pengolahan limbah soil washing adalah proses elektrokoagulasi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan kondisi optimum proses soil washing, yaitu pengaruh pH, ratio solid/liquid, dan konsentrasi EDTA sekaligus optimasi dan aplikasi proses elektrokoagulasi dalam recovery Pb dari limbah soil washing. Optimasi dilakukan menggunakan parameter tegangan, jarak elektroda dan waktu proses elektrokoagulasi menggunakan limbah artificial selanjutnya aplikasi pada limbah soil washing. Metode ini didesign sebagai pertimbangan alternatif teknologi remediasi tanah terkontaminasi timbal di Indonesia. Hasil menunjukkan Pb removal proses soil washing sebesar 56% pada kondisi pH 3 dengan kecepatan pengadukan 75 rpm, ratio solid/liquid 1:10 dan konsentrasi 0,1 M. Nilai koefisien distribusi Pb setelah proses soil washing 5,3-26,4 L/kg. Optimasi limbah soil washing menggunakan proses elektrokoagulasi didapatkan recovery Pb sebesar 96% pada tegangan 7V dalam waktu 80 menit mempunyai konstanta laju reaksi penyisihan Pb sebesar 0,0407 menit-1 mengikuti orde 1. Untuk aplikasi pada limbah soil washing didapatkan konstanta laju logam Pb sebesar 0,0416 menit-1 dengan efisiensi penyisihan Pb sebesar 96,7%.