digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2021 DS Elisabeth Rianawati 1-Abstrak.pdf)u
PUBLIC Garnida Hikmah Kusumawardana

Pada dekade terakhir pengelolaan sampah menjadi masalah yang hampir tidak tertangani di perkotaan Indonesia, salah satu contohnya adalah pencemaran perairan Indonesia yang bersumber dari sampah perkotaan. Untuk mengatasi hal ini, Pemerintah Indonesia telah menetapkan Kebijakan Strategi Nasional pengurangan sampah pada sumber sebesar 30% pada tahun 2025. Baik target pengurangan sampah di sumber dan konsep circular economy sudah diterapkan di Kota Bandung. Konsep yang diterapkan Kota Bandung memiliki keunikan; Kota Bandung satu-satunya kota yang menerapkan pengurangan sampah menggunakan teknologi Waste to Energy (WtE) berbasis non-thermal secara luas sejak tahun 2010. Teknologi WtE yang dipilih adalah anaerobik digester, yang dikenal dengan sebutan biodigester di Kota Bandung dan diterapkan dalam berbagai skala (skala rumah tangga, komunal dan kawasan). Hingga 2020, telah ada setidaknya 330 biodigester skala rumah tangga (kapasitas 15 kg/hari), 21 biodigester skala komunal (250 kg/ hari) dan satu biodigester skala kawasan (2 ton/hari). Target pengurangan sampah melalui penerapan biodigester ini adalah sebesar 1%, namun sayangnya hingga saat ini masih sedikit penelitian yang menganalisa keefektifan pendekatan pengelolaan sampah organik ini. Penelitian ini akan menganalisa keefektifan dan efisiensi penggunaan anaerobik digester untuk mengolah dan mengurangi sampah organik perkotaan. Analisa keefektifan dan efisiensi akan didasari kepada kinerja teknis biodigester Untuk menilai kinerja biodigester, sampel umpan dan slurry diambil dari 9 lokasi biodigester yang masih berfungsi dengan baik, sedangkan untuk biodigester yang tidak dapat diambil sampel, informasi kinerja didapat melalui kuesioner tertutup (n = 9 untuk skala komunal dan n = 40 untuk skala rumah tangga). Selain penilaian kinerja teknis, penelitian ini juga mengevaluasi kesesuaian teknologi biodigester untuk pengelolaan sampah organik. Evaluasi dilakukan berdasarkan Teori Difusi Inovasi dari Roger (2003) yang menyatakan bahwa bila teknologi sesuai dan dapat memenuhi kebutuhan penggunanya, teknologi tersebut akan terus diadopsi oleh penggunanya atau yang pada penelitian ini disebut dengan keberlanjutan pengadopsian teknologi biodigester. Analisa keberlanjutan pengadopsian beserta faktor-faktor kunci yang mempengaruhinya dianalisa menggunakan metoda statistik Partial Least Square-Structural Equation Modelling (PLS-SEM) dari 69 kuesioner dengan skala Likert. Faktor-faktor yang dianggap berpengaruh diambil dari Teori Keberlanjutan dari Ilskog (2008) yang menyatakan bahwa dimensi lingkungan, ekonomi, sosial, teknis dan kelembagaan akan mempengaruhi keberlanjutan suatu program pembangunan. Hasil yang ditemukan adalah bahwa Dimensi Ekonomi, Sosial dan Lingkungan yang berpengaruh terhadap penggunaan biodigester secara berkelanjutan. Selain evaluasi kesesuaian teknologi biodigester, penelitian ini juga menganalisa apakah masyarakat umum berminat untuk mengadopsi penggunaan biodigester untuk pengolahan sampah organik, atau yang pada penelitian ini disebut dengan keberterimaan teknologi biodigester Responden masyarakat umum (n = 155) diminta mengisi kuesioner berskala Likert mengenai kualitas produk biodigester yang dibangun berdasarkan Teori Kualitas Produk Garvin (mencakup dimensi fitur, performansi, durabilitas, servisabilitas dan reliabilitas) dengan menyimpulkan apakah mereka berminat untuk menggunakan biodigester atau tidak (variabel dependen). Hubungan antara keduanya dianalisa menggunakan regresi logistik biner dan dihasilkan persamaan yang menyatakan bahwa secara umum masyarakat tidak berminat untuk menggunakan biodigester, namun ditemukan faktor-faktor kunci yang dapat meningkatkan minat masyarakat seperti kemampuan biodigester menghasilkan energi dan pupuk, serta ketahanan perangkat biodigester dari kebocoran. Analisa aspek nonteknis selanjutnya adalah mengetahui apakah masyarakat bersedia untuk membayar unit biodigester (willingness to pay, WTP), besaran pembayarannya dan faktor-faktor kunci apa sajakah yang dapat meningkatkan nilai WTP. Informasi ini diperlukan bagi pemerintah untuk dapat menyusun strategi pembiayaan penerapan biodigester yang rencananya akan diperluas. Selain rekomendasi struktur pembiayaan, penelitian ini juga menganalisa besarnya insetif penggunaan biodigester yang akan berkontribusi kepada penguatan dimensi ekonomi dari penggunaan biodigester dan karenanya akan meningkatkan keberlanjutan penggunaan biodigester.