digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Investor syariah di Pasar Saham Indonesia (BEI) hanya 2.075 investor pada tahun 2014. Walaupun hanya 5,2% dari total investor, pangsa pasar syariah tumbuh signifikan sebesar 2.046% menjadi 44.543 pada tahun 2018. Investasi di pasar modal sangat menarik karena hasil investasinya berpotensi lebih dari sekedar menabung di bank. Pengembalian investasi di pasar modal sangat dipengaruhi oleh tingkat daya beli pasar, kondisi ekonomi global, kebijakan pemerintah, dan kinerja perusahaan. Sehingga investasi memiliki resiko yang tinggi bagi investor. Investor harus memiliki pengetahuan yang cukup tentang saham dan ancamannya untuk memaksimalkan keuntungan sekaligus meminimalkan potensi kerugian. Penelitian ini menganalisis beberapa kriteria pemilihan portofolio saham yang akan diinvestasikan. Saham tersebut berasal dari Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) periode 2016-2019. Kriteria utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah "pertumbuhan" perusahaan dalam empat tahun, dan kelompok perusahaan yang dipilih adalah perusahaan yang memiliki rata-rata margin laba bersih (NPM) terbaik di Q2 tahun 2020. Perusahaan-perusahaan ini adalah yang paling tangguh dalam periode bisnis yang sangat berat tersebut. Berinvestasi di perusahaan yang dapat beradaptasi dengan perubahan ekonomi yang ekstrim merupakan suatu alasan yang sangat kuat. Komposisi investasi yang paling optimal kemudian ditentukan dengan metode Markowitz. Penelitian ini menunjukkan bahwa NPM adalah komponen fundamental yang paling penting. Perusahan dengan pertumbuhan NPM yang konsisten merupakan perusahaan yang paling tangguh selama krisis pandemic COVID-19. Perusahan-perusahaan ini mengalami penurunan rata-rata NPM paling kecil pada Q2 2020 dibandingkan dengan Q4 2019. Optimalisasi portofolio perusahaan yang paling tangguh dengan metode Markowitz adalah (1) BULL Buana Lintas Lautan Tbk PT 12,26%, (2) HEXA Hexindo Adiperkasa Tbk PT 11,80%, (3) ICBP PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 32,10%, (4) PYFA Pyridam Farma Tbk PT 4,65%, (5) SIDO PT Industri Jamu dan Farmasi Sd Mncl Tbk 11,10%, (6) SKLT 9,94% PT Sekar Laut Tbk, (7) STTP Siantar Top Tbk PT 9,22% (8) UNTR United Tractors Tbk PT 8,94%. Komposisi tersebut memiliki potensi pengembalian 34,854% dengan rasio sharpe 7,44 dan risiko sebesar 3,948%.