2021 TS Tsamara Luthfia Henviandini 1-Abstrak.pdf
]
PUBLIC Open In Flipbook Garnida Hikmah Kusumawardana
Flokulan berbasis kimia sudah umum digunakan dengan pertimbangan efektif dalam segi biaya dan efisiensi yang cukup tinggi. Tetapi, penggunaan flokulan jenis ini mengakibatkan beberapa masalah lingkungan dan kesehatan. Untuk menangani hal ini, dapat digunakan flokulan mikroba atau bioflokulan yang bersifat lebih ramah lingkungan. Pada penelitian ini, dilakukan seleksi bakteri untuk bioflokulan yang diawali dengan 67 bakteri. Untuk menyeleksinya, dilakukan berbagai uji dengan variasi perlakuan (bakteri + media dan supernatan), pH, dan dosis yang kemudian dicari kondisi pH dan dosis optimumya. Media tumbuh bakteri yang digunakan adalah SKC broth dengan komposisi 15 g molase dalam 1 L air laut. Bakteri terpilih untuk limbah tekstil adalah Lusi 1.1 dengan perlakuan supernatant pada kondisi optimum pH 8,5 dan dosis 7%.. Bakteri terpilih untuk air baku PDAM adalah campuran Sutina 5 dan VA 2 (perbandingan 1:1) dengan perlakuan supernatan pada kondisi optimum pH 7,5 dan dosis 5-7%. Penyisihan kekeruhan dan TSS pada kedua jenis air menggunakan bioflokulan terpilih menunjukkan reaksi kintetika orde 2 dengan konstanta laju penyisihan kekeruhan untuk limbah tekstil sebesar 0,0004 NTU-1 menit-1 dan air baku PDAM sebesar 0,0015 NTU-1 menit-1, sedangkan konstanta laju penyisihan TSS untuk limbah tekstil sebesar
0,0001 L/mg.menit dan air baku PDAM sebesar 0,0016 L/mg.menit. Kecepatan pengendapan flok air baku PDAM menggunakan bioflokulan campuran supernatan bakteri Sutina 5 dan VA 2 adalah sebesar 0,38 cm/menit atau 0,0063 cm/s. Kecepatan pengendapan flok limbah tekstil menggunakan bioflokulan supernatan bakteri Lusi 1.1 adalah sebesar 0,25 cm/menit atau 0,0042 cm/s.
Perpustakaan Digital ITB