digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

2021 TS Dhio Nandiwardhana 1-Abstrak.pdf ]
PUBLIC Open In Flipbook Garnida Hikmah Kusumawardana

COVER DHIO NANDIWARDHANA.pdf
PUBLIC Open In Flipbook Garnida Hikmah Kusumawardana

BAB I PENDAHULUAN.pdf
PUBLIC Open In Flipbook Garnida Hikmah Kusumawardana

BAB II TIN-PUS.pdf
PUBLIC Open In Flipbook Garnida Hikmah Kusumawardana

BAB III METODOLOGI.pdf
PUBLIC Open In Flipbook Garnida Hikmah Kusumawardana

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.pdf
PUBLIC Open In Flipbook Garnida Hikmah Kusumawardana

BAB V KESIMPULAN.pdf
PUBLIC Open In Flipbook Garnida Hikmah Kusumawardana

PUSTAKA Dhio Nandiwardhana
PUBLIC Open In Flipbook Garnida Hikmah Kusumawardana

Peningkatan jumlah populasi penduduk dalam skala perkotaan dapat berdampak pada peningkatan total konsumsi sumberdaya dan jasa sehingga membutuhkan sistem yang berkelanjutan. Kondisi tersebut membutuhkan perencanaan tata ruang yang komprehensif, efektif, dan efisien salah satunya konsep smart city. Smart environment merupakan indikator dalam smart city yang memiliki tujuan untuk mengubah gaya hidup manusia dalam memanfaatkan sumberdaya seoptimal mungkin sehingga dapat mencapai kondisi lingkungan yang berkelanjutan. Pendekatan dari sistem pengelolaan sampah berkelanjutan mencakup seluruh sumber dan segala aspek, produksi limbah, pemilahan, pemisahan, pengangkutan, pengolahan, pemulihan dan pemrosesan akhir terpadu dengan berfokus pada efisiensi penggunaan sumberdaya secara maksimal yang dikembangkan dalam konsep Integrated Sustainable Waste Management (ISWM). Penelitian ini berfokus di Kota Bandung yang bertujuan untuk mengevaluasi sistem pengelolaan sampah perkotaan dengan indikator acuan Wasteaware, mengidentifikasi indikator sistem pengelolaan sampah perkotaan yang tepat untuk diterapkan, dan merumuskan strategi penerapan indikator sistem pengelolaan sampah perkotaan yang mendukung konsep smart environment di Kota Bandung dengan menggunakan analisis SWOT. Berdasarkan penilaian dengan Wasteaware, indikator dengan penilaian tertinggi adalah cakupan area pengumpulan sampah sebesar 97% dalam artian jumlah persentase rumah tangga yang mendapatkan pelayanan pengumpulan sampah di Kota Bandung. Sementara itu, indikator dengan penilaian terendah adalah pengolahan dan pemrosesan akhir yang terkontrol sebesar 0% dikarenakan Kota Bandung tergabung di TPA Regional Provinsi Jawa Barat sehingga dibutuhkan penyesuaian dalam ketentuan indikator acuannya. Pemanfaatan Internet of Things (IoT) merupakan faktor utama dalam pengembangan konsep smart city yang perlu menjadi salah satu indikator acuan. Penentuan faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan eksternal (peluang dan ancaman) dilakukan berdasarkan hasil wawancara dan observasi. Nilai Internal Factor Analysis (IFAS) dari sistem pengelolaan sampah di Kota Bandung adalah (-)0,125 yang menjadi sumbu X dalam kuadran SWOT dan nilai External Factor Analysis (EFAS) adalah (+)0,1 yang menjadi sumbu Y. Dari hasil analisis SWOT diperoleh hasil strategi yang tepat untuk diterapkan pada pengelolaan sampah perkotaan di Kota Bandung adalah strategi Turn-Around yang memanfaatkan peluang dengan meminimalkan kelemahan yang dimiliki antara lain pemanfaatan IoT untuk melakukan pengendalian, pemantauan dan pengawasan, melakukan pemberdayaan masyarakat dalam pemanfaatan daur ulang, serta memiliki pedoman/ketentuan yang jelas dan rinci dalam kerjasama antara pihak swasta dengan Pemerintah Kota Bandung.