digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Waduk Kaskade Citarum (WKC) berlokasi di Wilayah Sungai Citarum, Prov. Jawa Barat, terdiri dari Waduk Saguling, Waduk Cirata, dan Waduk Jatiluhur. Secara umum fungsi waduk adalah untuk pembangkit listrik tenaga air, penyediaan air baku, dan pengendalian banjir. Masing-masing waduk mempunyai DAS dengan karakter rezim hidrologi tersendiri dan mempunyai permasalahan iklim dan konversi lahan yang belum tentu sama. Pengelolaan WKC dengan memperlakukan waduk hanya mempunyai satu rezim hidrologi menyebabkan debit kondisi lebih ekstrim kering tidak terantisipasi. Tujuan penelitian ini adalah mencari konseptual pengelolaan waduk dari 1 WKC menjadi 3 waduk terintegrasi dengan metode prakiraan debit Markov. Penelitian ini menggunakan data tahun 2009-2018. Debit andalan air baku juga dikenal sebagai debit R5 kering yaitu debit minimum yang dapat terjadi setiap 5 tahun sekali terlewati atau setiap 100 tahun 20 kali terlewati. Debit andalan ini dianalisa menggunakan metode distribusi probabilitas Weibull dengan 2 alternatif perhitungan. Alternatif 1 berbasis debit inflow waduk historis dan alternatif 2 berbasis inflow waduk di hulunya ditambah lokal waduk. Sedangkan simulasi optimasi pengelolaan waduk didasarkan pada lingkungan ekonomi waduk, dengan model debit inflow bulanan prakiraan Markov 3 kelas dengan 2 alternatif pendekatan. Alternatif 1, prakiraan debit Markov berbasis debit inflow historik dan alternatif dua berbasis debit outflow waduk di hulunya ditambah prakiraan Markov debit lokal masing-masing waduk. Hasilnya, pada alternatif 2, debit R5 kering dan R10 sangat kering lebih kering dibandingkan alternatif 1. Debit andalan waduk juga lebih kecil dari kapasitas Saluran Tarum Barat dan Tarum Timur. Simulasi optimalisasi pengelolaan waduk pada alternatif 2 memberikan hasil bahwa dengan prakiraan Markov debit bulanan lokal waduk dapat terjadi kondisi tahun debit ekstrim. Secara umum objektif waduk tercapai. Hipotesa penelitian, debit andalan waduk dan konseptual model optimalisasi pengelolaan dengan memperlakukan 1 WKC sebagai 3 waduk terintegrasi, one river one management, membuktikan kondisi debit tahunan ekstrim basah atau ekstrim kering masing-masing waduk mempengaruhi hasil debit R5 kering dan R10 sangat kering dan pengelolaan waduk.