Ketika industri telekomunikasi data di Indonesia mulai berkembang pesat seiring dengan banyaknya perusahaan yang membutuhkan konektivitas jaringan dan internet, maka bisnis penyediaan konektivitas jaringan tersebut berpeluang untuk tumbuh. Market size mencapai 33 triliun pada tahun 2019, menambah semangat bagi para provider network untuk bersaing secara attractive di pasar.
Perusahaan multinasional, penyedia cloud global, dan e-commerce juga memberikan harapan akan meningkatnya permintaan untuk pemanfaatan kapasitas bandwidth saat ini. Adopsi teknologi digital seperti aplikasi cloud juga menciptakan peluang baru dalam layanan konektivitas.
Di sisi lain terdapat kecenderungan harga bandwidth yang terus turun akibat ketatnya persaingan di pasar. Ini mulai menjadi penghalang bagi penyedia layanan jaringan. Pasar juga memiliki daya tawar yang kuat untuk memilih penyedia yang dapat memberikan layanan terbaik dengan harga yang lebih ekonomis, sehingga mereka tetap dapat mengadopsi teknologi digital tetapi juga mempertimbangkan efisiensi biaya. Penyedia harus berpikir keras untuk mengantisipasi persaingan bisnis dan menciptakan pertumbuhan dengan tetap menjaga kelangsungan bisnis. Untuk itu, Penyedia harus mengkaji ulang strategi bisnisnya agar dapat bertahan dalam persaingan bisnis jangka panjang.
PGAS Telecommunications international Pte Ltd sebagai salah satu penyedia layanan telekomukasi data untuk perusahaan multinasional telah memasuki pasar Indonesia sejak tiga tahun lalu. Sebagai pemain baru, PGAS menghadapi persaingan yang ketat dengan penyedia yang domestik dan adanya perang harga yang terjadi saat ini. Maka PGAS harus merumuskan strategi bisnis baru agar bisa bertahan dan berkelanjutan.
Perpustakaan Digital ITB