PT Berau Coal adalah perusahaan pertambangan pemegang kontrak konsesi di Berau Tanjung Redeb,
Kalimantan Timur, Indonesia, PT Berau Coal dalam operasinya memiliki tiga lokasi tambang besar:
Binungan, Lati dan Sambarata, masing-masing lokasi dioperasikan oleh kontraktor pertambangan
nasional dengan menggunakan metode konvensional Shovel dan Truck. Proses bisnis operasi
penambangan secara harfiah telah diidentifikasi dan dianalisis untuk setiap potensi bahaya dan risiko
yang perlu dikendalikan, fungsi pengawasan tambang merupakan bagian dari keseluruhan kegiatan
di lapangan untuk menjamin operasi yang aman dan produktif. Pada tahun 2018 - 2019 seiring
dengan proses pemulihan insiden keselamatan bencana besar pada tahun 2017, terjadi peningkatan
jumlah foreman supervisor di PT Berau Coal dan kontraktornya secara signifikan yaitu sebesar 16%
untuk blok 7 Binungan mine operation dua. Bertambahnya jumlah pengawas pada dasarnya berasal
dari beberapa rekomendasi dalam investigasi insiden yang diharapkan dapat meningkatkan
operasional, namun penambahan pengawas tampaknya tidak menjadi solusi yang layak. Ironisnya
pada tahun 2019 kinerja keselamatan belum mampu menurunkan laju frekuensi kecelakaan jika
dibandingkan tahun sebelumnya yaitu 1,8 dari 1,6 frekuensi. Selain itu yang lebih mengkhawatirkan
adalah terjadinya insiden fatality yang berdampak pada seorang foreman supervisor itu sendiri di
lokasi tambang Lati. Dalam hal produksi tambang penambahan pengawas tidak mampu
meningkatkan productivity yaitu kehilangan opportunity 1,2% dan peningkatan ratio penggunaan
bahan bakar menjadi 0.03 lter/bcm dibandingkan tahun sebelumnya.
Teknologi Mining Eyes merupakan konsep digital pengawasan dengan menggunakan teknologi
Kamera CCTV yang terintegrasi dalam ruang kendali dan proses intervensi. CCTV dilengkapi
dengan keunggulan kamera yang mampu mencakup semua aktivitas penambangan dalam tingkat
pengamatan yang sama bahkan lebih besar dari pengawasan langsung di lapangan (Zooming> 3KM).
Mining eyes diharapkan mampu meningkatkan effektivitas pengawasan dan menjadi terobosan
dalam menata perilaku operator dan supervisor agar semakin disiplin dan sadar akan diri sendiri
karena merasa selalu dimonitor dan diawasi. Proses intervensi yang melibatkan bagian keselamatan
dan produksi merupakan proses utama dalam konsep ini, fungsi ini bertujuan untuk membentuk
disipliner dengan cara menegakkan sanksi sesuai prosedur untuk setiap agar tidak terulang dan terus
menerus akan menjadikan budaya. Penggunaan teknologi Mining eyes ini juga diharapkan dapat
menjadi pengendali dan pemicu dalam pengelolaan perbaikan operasional yang selama ini dirasa
sangat berbenturan dengan aspek keselamatan dan risiko. Metode ready to reverse, kecepatan
maksimal 50km per jam dan sterilisasi area penambangan menjadi contoh bundling penggunaan
Mining eyes yang berpotensi memberikan impact produksi dan effisiensi yang tinggi. Rasio
pengawasan akan mampu diatur secara ideal dan posisi pengawas akan berada diluar area bahaya,
lebih nyaman dan tidak terpapar radiasi matahari
Perpustakaan Digital ITB