digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

PT Berau Coal adalah perusahaan pertambangan pemegang kontrak konsesi di Berau Tanjung Redeb, Kalimantan Timur, Indonesia, PT Berau Coal dalam operasinya memiliki tiga lokasi tambang besar: Binungan, Lati dan Sambarata, masing-masing lokasi dioperasikan oleh kontraktor pertambangan nasional dengan menggunakan metode konvensional Shovel dan Truck. Proses bisnis operasi penambangan secara harfiah telah diidentifikasi dan dianalisis untuk setiap potensi bahaya dan risiko yang perlu dikendalikan, fungsi pengawasan tambang merupakan bagian dari keseluruhan kegiatan di lapangan untuk menjamin operasi yang aman dan produktif. Pada tahun 2018 - 2019 seiring dengan proses pemulihan insiden keselamatan bencana besar pada tahun 2017, terjadi peningkatan jumlah foreman supervisor di PT Berau Coal dan kontraktornya secara signifikan yaitu sebesar 16% untuk blok 7 Binungan mine operation dua. Bertambahnya jumlah pengawas pada dasarnya berasal dari beberapa rekomendasi dalam investigasi insiden yang diharapkan dapat meningkatkan operasional, namun penambahan pengawas tampaknya tidak menjadi solusi yang layak. Ironisnya pada tahun 2019 kinerja keselamatan belum mampu menurunkan laju frekuensi kecelakaan jika dibandingkan tahun sebelumnya yaitu 1,8 dari 1,6 frekuensi. Selain itu yang lebih mengkhawatirkan adalah terjadinya insiden fatality yang berdampak pada seorang foreman supervisor itu sendiri di lokasi tambang Lati. Dalam hal produksi tambang penambahan pengawas tidak mampu meningkatkan productivity yaitu kehilangan opportunity 1,2% dan peningkatan ratio penggunaan bahan bakar menjadi 0.03 lter/bcm dibandingkan tahun sebelumnya. Teknologi Mining Eyes merupakan konsep digital pengawasan dengan menggunakan teknologi Kamera CCTV yang terintegrasi dalam ruang kendali dan proses intervensi. CCTV dilengkapi dengan keunggulan kamera yang mampu mencakup semua aktivitas penambangan dalam tingkat pengamatan yang sama bahkan lebih besar dari pengawasan langsung di lapangan (Zooming> 3KM). Mining eyes diharapkan mampu meningkatkan effektivitas pengawasan dan menjadi terobosan dalam menata perilaku operator dan supervisor agar semakin disiplin dan sadar akan diri sendiri karena merasa selalu dimonitor dan diawasi. Proses intervensi yang melibatkan bagian keselamatan dan produksi merupakan proses utama dalam konsep ini, fungsi ini bertujuan untuk membentuk disipliner dengan cara menegakkan sanksi sesuai prosedur untuk setiap agar tidak terulang dan terus menerus akan menjadikan budaya. Penggunaan teknologi Mining eyes ini juga diharapkan dapat menjadi pengendali dan pemicu dalam pengelolaan perbaikan operasional yang selama ini dirasa sangat berbenturan dengan aspek keselamatan dan risiko. Metode ready to reverse, kecepatan maksimal 50km per jam dan sterilisasi area penambangan menjadi contoh bundling penggunaan Mining eyes yang berpotensi memberikan impact produksi dan effisiensi yang tinggi. Rasio pengawasan akan mampu diatur secara ideal dan posisi pengawas akan berada diluar area bahaya, lebih nyaman dan tidak terpapar radiasi matahari