digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800


Ahmad Supriadi_29118322_rev01.pdf
PUBLIC Yose Ali Rahman

Harga batubara sepanjang triwulan II hingga triwulan III tahun 2020 yang sangat mengkhawatirkan ditengah fase survival dengan rendahnya permintaan batubara dipasaran dan kondisi tersebut menjadi penting bagi PT. Berau Coal untuk dapat berpartisipasi pada tender pengadaan batubara, terutama untuk pelanggan langsung dengan kontrak jangka panjang. Belum adanya pemisahan produk di binungan terutama blok 8 pada parameter sodium menjadi masalah ketika ada permintaan di pasar untuk kualitas produk yang kompetitif terutama dari premium market (FGH Power Plant) dengan kontrak jangka panjang dan domestik market (KLM dan OPQ Power Plant) sebagai pengguna akhir, sehingga hal tersebut memaksa untuk pemenuhan kualitas produk perusahaan menggunakan produk dengan biaya tambang yang tinggi untuk mengakomodir kebutuhan tersebut. Agar kegiatan pemisahan produk tersebut dapat dilakukan maka dilakukan diskusi secara berkala dengan tim binungan (Engineer, Planning, Geology & CPP) untuk melakukan pengumpulan data baik primer maupun sekunder dengan melakukan observasi & wawancara dengan personil yang kompeten pada setiap rantai pasok terkait dampak yang muncul ketika pemisahan produk dilakukan (dari tambang hingga jetty). Dari masalah yang timbul didapatkan beberapa solusi yang dapat dijalankan secara pararel seperti: secara konsisten melakukan pengambilan pit sampel di tambang, product dengan kebutuhan sodium rendah dikirim sesuai jadwal pengapalan, meningkatkan produktifitas crusher dengan blending product blok 7 barat dengan blok 8 dan mengurangi produk dari Sambarata yang mempunyai biaya penambangan yang tinggi. Dengan implemetasi beberapa solusi tersebut maka proyeksi penghematan biaya pencampuran selama 3 tahun sebesar $0.94/metric tons, proyeksi peningkatan pendapatan untuk pasar premium sebesar $2.75/metric tons serta potensi pengurangan pinalti $1.00/metric tons dari ketidaktercapaian pengiriman penjualan ke pasar domestik