digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Wirausaha berbasis sosial dikenalkan pertama kali pada tahun 1970an yang bertujuan untuk menuntaskan masalah sosial yang ada di masyarakat secara berkesinambungan. Pada studi lanjutan, fenomena wirausaha sosial berkembang pesat untuk menjabarkan fenomena ini dan menjelaskan perilaku unik dari wirausaha sosial, karakteristik yang membentuknya serta jenis-jenisnya yang ada di masyarakat sehingga dapat dijadikan bahan penelitian berikutnya. Wirausaha sosial tidak hanya berfokus kepada kekayaan pribadi dan meningkatkan kemampuan bisnisnya, namun juga mempertimbangkan dan mengembangkan dampak perubahan sosial kepada masyarakat. Pemahaman akan wirausaha berbasis sosial masih sangat beragam di masyarakat saat ini, dan tidak ada sebuah definisi dan pemahaman yang jelas untuk menggelompokan sebuah unit usaha sosial. Indonesia Timur menjadi lokasi tujuan proyek pertama dan utama bagi wirausaha berbasis sosial. Wirausaha sosial memang sering kali memfokuskan diri di daerah terpencil, tidak di kota-kota besar, dimana hal ini membantu menggerakan dan membangun perekonomian di daerah tersebut. Tujuan dari penelitian ini ada untuk memberikan pengertian dan mengindentifikasi beberapa faktor yang menjadi dilema etika bagi wirausaha sosial dalam program kemitraannya bersama para pemangku kebijakan, yaitu kelompok ibu-ibu pengrajin. Sebagai lokasi tujuan proyek, pengalaman di wilayah Indonesia timur dapat memberikan banyak sekali sudut pandang tentang bagaimana wirausaha berbasis sosial mengatasi isu sosial di komunitas masyarakat adat.