digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Rana Ardila Rahma
PUBLIC Dewi Supryati

COVER Rana Ardila Rahma
PUBLIC Dewi Supryati

BAB 1 Rana Ardila Rahma
PUBLIC Dewi Supryati

BAB 2 Rana Ardila Rahma
PUBLIC Dewi Supryati

BAB 3 Rana Ardila Rahma
PUBLIC Dewi Supryati

BAB 4 Rana Ardila Rahma
PUBLIC Dewi Supryati

BAB 5 Rana Ardila Rahma
PUBLIC Dewi Supryati

BAB 6 Rana Ardila Rahma
PUBLIC Dewi Supryati

PUSTAKA Rana Ardila Rahma
PUBLIC Dewi Supryati

Berkembangnya industri fesyen yang semakin pesat membuat banyak pelaku-pelaku industri saling bersaing demi menghasilkan produk terbaik sesuai dengan keinginan konsumen saat ini. Namun tanpa disadari, limbah padat yang dihasilkan pun ikut meningkat dan berpartisipasi dalam pencemaran lingkungan. Melihat hal tersebut, kini mulai bermunculan industri-industri yang menerapkan konsep green manufacturing. PT. Superbtex Nonwoven Division salah satunya yang menerapkan sistem green manufacturing di Bandung dengan menggunakan limbah padat tekstil sebagai raw material dan mengolahnya menjadi produk jadi yang memiliki nilai jual. Meskipun begitu, limbah padat yang dihasilkan oleh konsumen maupun pabrik garmen berjumlah sangat banyak dan tidak dapat ditampung secara keseluruhan oleh PT. Superbtex Nonwoven Division. Terlebih lagi jenis limbah padat yang beragam mengakibatkan perlunya dilakukan proses pemilahan karena tidak semua limbah padat dapat diproses oleh PT. Superbtex Nonwoven Division untuk didaur ulang. Hal ini pun dilakukan guna meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan dan mengurangi hambatan proses produksi pada mesin. Permasalahan lainnya muncul dari segi inventori baik pada vendor (pabrik garmen dan pengepul dari konsumen) maupun buyer (PT. Superbtex Nonwoven Division sebagai industri pengolah limbah). Dimana apabila pengiriman limbah dari vendor kepada buyer dilakukan dengan kuantitas kecil dan dalam waktu yang relatif sering, maka akan mengurangi biaya inventori pada buyer namun di sisi lain akan meningkatkan biaya transportasi pada vendor, begitupun sebaliknya. Sehingga penulis melakukan penelitian pada permasalahan sistem inventori terintegrasi multi vendor-single buyer yang mempertimbangkan independent transportation, sorting, dan disposal untuk menemukan total biaya sistem yang minimum dengan mencari nilai optimal dari order lot size, frekuensi pengiriman, dan proporsi order lot size yang perlu dikirimkan oleh setiap vendor kepada buyer.