digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Transisi menuju industri tekstil yang berkelanjutan dan sirkular di Indonesia menghadapi tantangan yang signifikan, terutama dalam pembiayaan penerapan praktik ramah lingkungan seperti daur ulang limbah PET (polyethylene terephthalate). Studi ini berfokus pada AHATEX, sebuah startup tekstil berbasis di Bandung yang menggunakan PET daur ulang. Tujuan penelitian ini adalah untuk memetakan tingkat akses terhadap pembiayaan hijau di AHATEX dan mengembangkan peta jalan rencana perbaikan dengan menilai kesiapan keberlanjutannya melalui perbandingan dengan standar Global Reporting Initiative (GRI), khususnya GRI 301 (Bahan Baku), 302 (Energi), 303 (Air), 305 (Emisi), dan 306 (Limbah), serta kerangka kerja Technology Readiness Level (TRL) dan Product Innovation Readiness Level (P-IRL). Proses Hierarki Analitis (AHP) kemudian digunakan untuk menentukan prioritas. Hasil menunjukkan bahwa AHATEX saat ini berada dalam kategori “Laggard” untuk sebagian besar Kriteria Hijau GRI, dengan TRL 5 dan P-IRL 4, yang membuatnya tidak memenuhi syarat untuk mengakses pembiayaan hijau (tingkat rendah). Studi ini mengusulkan peta jalan rencana perbaikan lima tahun untuk meningkatkan kinerja keberlanjutan AHATEX dan akses ke pembiayaan hijau, menawarkan model praktis untuk industri tekstil berbasis daur ulang PET yang serupa.