digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Cadangan minyak dan gas bumi Indonesia cenderung mengalami penurunan tetapi sebaliknya penggunaan sebagai bahan bakar secara nasional justru terus meningkat sehingga impor BBM mencapai sebesar Rp.213 Triliun pada tahun 2018. Penggunaan bahan bakar nabati misalnya bioavtur adalah suatu solusi terbaik karena wilyah Inonesia secara berlimpah dikaruniahi tanaman yang bisa diubah menjadi bioavtur. Selain itu penggunaan bioavtur dapat mengurangi laju efek global gas rumah kaca dimana sektor transportasi udara ikut mencemari udara sebesar 2%. Pada penelitian ini digunakan dua jenis campuran bioavtur; pertama adalah camuran Jet A-1 dengan bioavtur soap-derived biokerosene (SBK), kedua adalah campuran Jet A-1 dengan bioavtur hydroprocessed esters and fatty acids (HEFA). Masing masing SBK dan HEFA dibuat dalam tiga variasi persen-volume yaitu campuran 0%, 10%, dan 20%, lalu dilakukan pengujian untuk mengamati performa dan emisi gas buangnya pada mesin turbin gas tipe Rover 1S/60. Dari hasil pengujian untuk perbandingan antara campuran 20% terhadap Jet A1, untuk performa turbin gas, besaran efesiensi termal dan specific fuel consumption dari campuran HEFA teramati lebih unggul terhadap campuran SBK. Adapun untuk emisi gas buang, hasil pengukuran CO dari campuran SBK sedikit lebih tinngi. sedangkan pada campuran HEFA lebih rendah tingi 14,4%. Selain itu campuran SBK menghasilkan emisi NOX lebih tinggi hingga 3,8% sebaliknya campuran HEFA mengalami penurunan emisi NOX hingga 27,6%. Secara umum, dari mengamati performa dan emisi gas buang terlihat bahwa campuran bioavtur HEFA terlihat lebih unggul jika dibandingkan dengan campuran SBK.