Perpustakaan Digital ITB

Amonia merupakan senyawa kimia yang paling banyak dibutuhkan di dunia, terutama sebagai pupuk. Sebagai contoh, pemakaian pupuk ammonia di Indonesia mencapai angka 997 ribu ton pada tahun 2016 (Rachman & Sudaryanto, 2016). Namun, proses produksi amonia melalui proses haber-bosch yang energy-intensive menimbulkan masalah baru: tingginya konsumsi energi dan emisi yang dihasilkan. Pada penelitian ini, ditinjau potensi produksi ammonia alternatif memanfaatkan bakteri pemfiksasi nitrogen Azotobacter chroococcum. Pemodelan dinamis dilakukan untuk lebih lanjut memahami pengaruh konsentrasi gula dan penambahan fosfat terhadap pertumbuhan dan produksi ammonia oleh A. chroococcum.. Peninjauan pengaruh konsentrasi medium molase bervariasi dari 11,5 g/l; 23 g/l; 46 g/l; sedangkan untuk pengaruh fosfat dilakukan dengan variasi penambahan KH2PO4 sebanyak 0,5 g/l; 1 g/l; dan 2 g/l. Pemodelan logistik dilakukan untuk pertumbuhan, sedangkan pemodelan Luedeking-Piret dilakukan untuk melihat hubungan pertumbuhan dan produksi amonia. Dari fitting model logistik, didapatkan hasil variasi konsentrasi molase dengan ?s paling besar adalah 46 g/l (0,3831jam-1), sedangkan untuk variasi penambahan fosfat adalah 0,5 g/l (0,2206 jam-1). Selain itu, pertumbuhan A. chroococcum juga relatif dapat diprediksi dengan baik oleh model logistik, meskipun terdapat over-estimate pada variasi penambahan fosfat. Pemodelan Luedeking-Piret memberikan hasil bahwa ammonia adalah produk yang berhubungan parsial dengan pertumbuhan, ditunjukkan dengan parameter Luedeking-Piret, ? dan?, yang tidak sama dengan 0.