digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

TA 2020 Rommy Indra Sakti 1-Abstrak.pdf?
PUBLIC Open In Flipbook Garnida Hikmah Kusumawardana

Peningkatan akan kebutuhan air di daerah Kabupaten Garut mendorong pemerintah daerah Kabupaten Garut melalui PDAM setempat merencanakan pembangunan sebuah Insalasi Pengolahan Air (IPA) di daerah Kecamatan Leles, Kabupaten Garut. Dari 42 kecamatan yang ada di Kabupaten Garut hanya ada tujuh Kecamatan yang terlayani oleh PDAM setempat yaitu PDAM Tirta Intan Garut. Berdasarkan laporan kinerja BPPSPAM (2019) cakupan pelayanan PDAM Tirta Intan Garut baru mencapai 14,92% dengan kapasitas terpasang sebesar 697 liter per detik. IPA yang direncanakan memiliki kapasitas sebesar 125 liter per detik yang berasal dari Mata Air Desa Kandangmukti dengan daerah pelayanan dua kecamatan yaitu Kecamatan Kadungora dan Leles, IPA dibangun di lahan kosong dengan luas 9.963 m2 dengan transmisi menuju arah barat sumber mata air dengan jarak sekitar 675 m. Dari hasil uji kualitas air yang dilakukan, diketahui bahwa terdapat lima parameter yang harus diolah hingga memenuhi baku mutu Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492 Tahun 2010, yaitu kekeruhan, BOD, COD, zat organik, dan total coliform. Pemilihan alternatif yang dilakukan menggunakan metode Simple Additive Weighting (SAW) yang mempertimbangkan aspek konstruksi, efektivitas, kebutuhan lahan, kesesuaian air baku, operasi dan pemeliharaan, serta ekonomi. Terpilih konfigurasi pengolahan langsung dengan saringan pasir lambat yang terdiri dari intake dengan screening dan broncaptering, unit pre-filter yaitu horizontal-flow roughing filter, filtrasi dengan saringan pasir lambat, desinfeksi dengan kalsium hipoklorit, dan ground reservoir. Konfigurasi ini juga dilengkapi dengan sand washing system yang berfungsi untuk membersihkan pasir hasil pengerukan dari saringan pasir lambat. Biaya pembangunan IPA dengan bangunan pendukung yang dibutuhkan adalah Rp 18.279.777.000 dan biaya operasional per tahunnya adalah Rp 5.499.053.820. Dari hasil analisis ekonomi dengan dua metode yaitu Net Present Value (NPV) dan Benefit Cost Ratio (BCR) diketahui bahwa proyek pembangunan IPA ini layak secara ekonomi.