digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

TA 2020 Atika Khansa Athalla 1-Abstrak.pdf?
PUBLIC Open In Flipbook Garnida Hikmah Kusumawardana

Kejadian penyakit yang paling sering ditemukan di pondok pesantren menurut Kementrian Kesehaatan RI (2020) adalah penyakit kulit, malaria, ISPA, TBC, diare dan demam tifoid. Penelitian ini meninjau keterkaitan antara kualitas air bersih dan PHBS dengan kejadian waterborne disease di Pesantren Al Ma’soem, Jawa Barat. PHBS yang dijangkau terdiri atas cuci tangan dengan sabun, membersihkan kamar dan kamar mandi, serta konsumsi makanan bersih dan sehat. Data sistem penyediaan air bersih dan PHBS diperoleh melalui kuesioner, wawancara, dan uji kualitas air di laboratorium. Analisis data dilakukan dengan statistik deskriptif dan analitik untuk menentukan asosiasi. Prevalensi waterborne disease pada lingkup penelitian ini adalah diare dan demam tifoid. Penyakit diare di Pesantren Al Ma’soem merupakan salah satu penyakit yang sering dialami oleh santri dan hanya sebagian kecil santri yang mengalami demam tifoid. Faktor penentu prevalensi diare dan demam tifoid antara lain mencuci tangan dengan sabun, membersihkan kamar dan kamar mandi, kualitas air, dan konsumsi makanan bersih. Hasil dari perhitungan odds ratio dan Uji Chi Square, untuk prevalensi demam tifoid dipengaruhi oleh mencuci tangan dengan sabun (OR laki-laki terhadap perempuan= 6,28, p= 0,01; OR SMA terhadap SMP=6,31, p=0,0047). Prevalensi diare dipengaruhi oleh membersihkan kamar mandi (OR laki-laki terhadap perempuan = 2,57, p= 0,001), konsumsi makanan di luar wilayah Al Ma’soem (OR laki-laki terhadap perempuan = 6,89, p= 0,009), dan mencuci tangan menggunakan sabun (OR laki-laki terhadap perempuan = 5,53, p= 3x10-6; OR SMA terhadap SMP=29,36, p=1x10-17).