digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Indriany
PUBLIC Open In Flipbook Rita Nurainni, S.I.Pus

COVER Indriany
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Indriany
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Indriany
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Indriany
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Indriany
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Indriany
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Indriany
Terbatas  Rita Nurainni, S.I.Pus
» Gedung UPT Perpustakaan

Probable Maximum Precipitation (PMP) merupakan salah satu metode untuk memahami potensi hujan yang dapat memicu banjir yang sangat besar dan dijadikan pertimbangan dalam mengantisipasi kejadian tersebut. PMP biasanya menjadi masukkan dalam perhitungan Probable Maximum Flood (PMF) yang digunakan untuk mengukur struktur hidraulik. Salah satu metode estimasi PMP yang umum digunakan yaitu metode statistik Hershfield. Terlepas dari metode yang digunakan, terdapat ketidakpastian dalam estimasi PMP. Estimasi PMP dengan mempertimbangkan ketidakpastian belum banyak diteliti. Estimasi PMP disertai analisis ketidakpastian dapat memberikan informasi kepada para praktisi atau pemangku kepentingan dalam memberikan keputusan yang lebih tepat terkait kegagalan bendungan dan penilaian risiko banjir. Pada penelitian ini akan dilakukan estimasi dan analisis ketidakpastian PMP di wilayah Jawa Bagian Barat tepatnya di Jakarta, Bogor, Banten, dan Bandung. Data yang digunakan untuk menghitung PMP yaitu curah hujan observasi stasiun BMKG dan BBWS Citarum. Selanjutnya, analisis ketidakpastian yang dilakukan dengan melihat perbedaan periode ulang PMP dari pemilihan distribusi probabilitas terbaik dan terbaik ke-4. Berdasarkan hasil perhitungan pada penelitian ini, nilai PMP berbanding terbalik dengan nilai ketidakpastian. Nilai PMP yang tinggi cenderung memiliki ketidakpastian yang rendah, sedangkan nilai PMP yang rendah cenderung memiliki ketidakpastian yang tinggi. PMP tertinggi berada di stasiun Tangerang Selatan. Sedangkan PMP terendah berada di stasiun Geofisika Bandung. Kemudian perbedaan periode ulang dari distribusi terbaik dan distribusi terbaik ke-4 yang paling kecil berada di stasiun Kemayoran Jakarta dan stasiun Citeko Bogor, sedangkan perbedaan paling besar berada di stasiun Geofisika Bandung. Perbedaan periode ulang yang besar menunjukkan ketidakpastian yang tinggi, sehingga penting untuk menentukkan secara akurat distribusi probabilitas paling cocok.