digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Sakoo Prime adalah aplikasi sistem manajemen stok terintegrasi, Dengan Sakoo Prime, Telkom Indonesia memberikan solusi kepada pemilik bisnis berupa konektivitas dan layanan. Diperlukan perencanaan strategi bisnis yang tepat berdasarkan studi kelayakan yang tepat, sehingga proyek Sakoo dapat memberikan manfaat ekonomis bagi PT Telkom dan seluruh pemangku kepentingan. Berdasarkan analisis eksternal berupa analisis lingkungan industri, dapat disimpulkan bahwa proyek Sakoo berada dalam industri yang sangat kompetitif atau menurut analisis porter merupakan industri yang kurang menarik, hal ini ditunjukkan dengan masih banyaknya pesaing yang terlibat di dalamnya. industri. Selain itu, terdapat produk pengganti produk Sakoo di pasar konvensional ini. Dalam bentuk perspektif sumber daya internal dengan menggunakan VRIO based analysis Keunggulan kompetitif berupa brand image dapat dikategorikan tidak cukup kuat untuk menopang persaingan di industri, hikmah dari contoh kasus produk marketplace Telkom Group BLANJA.com yaitu kalah bersaing dan akhirnya harus ditutup, dimana produk BLANJA memiliki sumber daya reputasi dari PT Telkom seperti Sakoo. Oleh karena itu, produk Sakoo harus meninggalkan kenyamanan citra merek Telkom Group, dan menciptakan keunggulan kompetitif lainnya yaitu keunggulan kompetitif asli produk dalam rangka meraih sukses di pentas GTM. Sakoo Prime belum menghitung proyeksi keuangannya untuk bisa masuk pasar dan memenuhi regulasi PT Telkom. Studi kelayakan finansial akan mengukur proyeksi pendapatan, dan struktur biaya seperti arus kas, neraca, dan proyeksi laporan laba rugi. Pada model akhir ini akan ditarik kesimpulan kelayakan proyek dengan menggunakan parameter net present value (NPV), internal rate of return (IRR), dan payback period (PP). Jika proyek tersebut layak dilakukan maka akan dilakukan analisis risiko sensitivitas untuk mengetahui variabel yang paling sensitif. Berdasarkan hasil uji kelayakan disimpulkan bahwa proyek Sakoo dapat menguntungkan PT Telkom. Hal ini terlihat dari perhitungan FCFF yang menghasilkan NPV positif dengan nilai Rp 5.236.282.620, dan IRR 67,31% yang lebih besar dari proyek WACC sebesar 17,94%. Dari persyaratan payback period yang ditetapkan Telkom, proyek tersebut diperkirakan memiliki PP 2,02 tahun. Hasil proyeksi keuangan Sakoo juga didukung oleh simulasi Monte Carlo yang menunjukkan pengaruh perubahan variabel berpengaruh, dengan hasil simulasi menunjukkan kemungkinan NPV> 0 sebesar 87,53%.