2020_TS_PP_Muhammad Faisal Al Rasjid REV_1-Abstrak.pdf?
PUBLIC Open In Flipbook Yose Ali Rahman
Setelah pemerintah Indonesia mengumumkan bahwa kerjasama dengan PT TEI berakhir pada
Agustus, 2021, maka dari tim manajemen proyek mengubah strategi bisnis yang berdampak
kepada departemen land untuk menyelesaikan akses tanah satu lokasi dengan maksimum waktu
2.5 bulan dari saat perintah kerja dikeluarkan hingga pembayaran akses tanah. Hal ini membuat
manajemen departemen land meminta tim LAA untuk mereview proses kerja selama ini. Dari
hasil review bersama tim internal bahwa proses permintaan pembayaran dan pemeriksaan
dokumentasi (selanjutnya disebut dengan Proses Utama) menjadi prioritas utama untuk
diimprovisasi dikarenakan proses-proses lainnya/sebelumnya sangat bergantung kepada
ketersediaan pihak dari luar perusahaan. Di samping itu, tim LAA juga dihadapkan dengan
temuan-temuan terkait kepatuhan dokumentasi dari tim compliance, sehingga solusi potensial
diharapkan mampu mengeliminasi temuan tersebut di tahun ini.
Proyek akhir ini memanfaatkan metodologi DMAIC untuk mendefinisikan permasalahan,
mengukur kinerja saat ini pada Proses Utama, mengidentifikasi akar permasalahan yang
menyebabkan lamanya waktu penyelesaian dan munculnya temuan terkait kepatuhan
dokumentasi pada Proses Utama, dan menemukan solusi perbaikan untuk permasalahan tersebut.
Dari data statistik, bahwa setiap sub proses yang terjadi pada Proses Utama memiliki nilai sigma
level dan indeks kapabilitas yang kecil. Hal ini membuktikan adanya masalah serius dalam Proses
Utama terkait keakuratan dan keterpusatan target dari parameter waktu penyelesaian.
Pada analisa akar permasalahan, analisa dalam setiap sub-proses dilakukan dengan
mengidentifikasi aktivitas nilai tambah dan aktivitas tanpa nilai tambah. Aktivitas tanpa nilai
tambah dalam bentuk Waste yang didapatkan berupa waktu tunggu yang lama dalam pemeriksaan
dan penandatanganan dokumen RFP, temuan cela untuk beberapa item dalam dokumen RFP, dan
perpindahan dokumen terlalu banyak. Selanjutnya, penulis dan tim memanfaatkan analisa 5 whys
dan analisa mode dan efek kesalahan dimana 5 whys bermanfaat untuk mengelaborasi suatu
permasalahan menjadi lebih detail, dan analisa mode dan efek kesalahan bermanfaat untuk
memberikan penilaian permasalahan secara kuantitatif yang dielaborasi pada metode 5 whys
untuk mengetahui evaluasi resiko yang menggunakan angka kegawatan, angka kejadian, dan
angka deteksi.
Pada tahapan perbaikan didapatkan delapan solusi potensial yang dihasilkan dari pengkategorian
penyebab kesalahan hasil dari FMEA dan lean tools dan thinking dimana untuk penentuan
prioritas solusi potensial, penulis dan tim menggunakan grafik PICK yang menganalisa
berdasarkan keuntungan dan kemudahan penerapan. Grafik tersebut memprioritaskan dua solusi
potensial untuk diterapkan yaitu persetujuan pimpinan secara elektronik dan pembaruan daftar
dokumen yang diperiksa dengan merincikan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam persiapan
Proses Utama dan memberikan kolom khusus untuk proses-proses tertentu yang memerlukan
perhatian khusus.
Selanjutnya, proses implementasi uji coba dilakukan untuk memastikan dua solusi terpilih mampu
memberikan perbaikan kualitas dan waktu dalam Proses Utama. Hal terpenting dalam
implementasi uji coba ini adalah rencana jadwal, kerjasama dengan pihak yang berkompetensi,
sosialisasi, dan pengawasan dari tim dalam proses eksekusi. Kemudian, dari empat dokumen yang
diuji coba mendapatkan nilai sigma level, indeks kapabilitas dan kapabilitas potensial yang
bernilai lebih tinggi, serta tidak ditemukannya temuan terkait kepatuhan dokumentasi. Hal positif
ini dapat diartikan bahwa terjadi perbaikan kualitas dan waktu penyelesaian Proses Utama yang
akan berdampak pada percepatan mendapatkan akses tanah untuk pekerjaan permukaan.
Perpustakaan Digital ITB