Kabupaten Bandung merupakan bagian dari Provinsi Jawa Barat dimana 46,57% dari jumlah penduduknya masih belum memiliki akses aman terhadap sanitasi (Strategi Sanitasi Kabupaten Bandung 2016-2020, 2015). Berdasarkan hal tersebut, pemerintah Kabupaten Bandung bersama dengan Pemerintah Pusat atau instansi lainnya bekerja sama dalam membuat program pembangunan sejumlah infrastruktur sanitasi yang tersebar beberapa desa. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis strategi keberlanjutan dari infrastruktur sanitasi di Kabupaten Bandung khususnya pada infrastruktur MCK (Mandi, Cuci, Kakus)komunal yang dibangun di lokasi studi Desa Lengkong, Desa Pamekaran dan Desa Pasirhuni dengan jumlah lima titik MCK komunal. Pemilihan lokasi studi didasarkan pada perbedaan jenis MCK komunal yang dibangun, program pembangunan, dan sumber pendanaan. Penelitian ini dilakukan dengan metode observasi lapangan, wawancara bersama pihak pengelola dan penyebaran kuesioner kepada masyarakat setempat dengan jumlah responden masing-masing titik MCK sebanyak 10 orang yang dianggap mewakili pengguna lain. Metode analisis strategi keberlanjutan yang dipilih menggunakan analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat) yang terdiri dari penilaian terhadap faktor internal dan faktor eksternal yang didapatkan berdasarkan variabel aspek keberlanjutan sanitasi kemudian dianalisis terhadap data yang didapatkan. Analisis strategi yang dihasilkan berupa empat strategi keberlanjutan yang terdiri dari strategi SO (Strength-Opportunity), ST (Strength-Threat), WO (Weakness-Opportunity) dan WT (Weakness-Threat). Hasil analisis menunjukkan adanya perbedaan strategi keberlanjutan dari masing-masing titik lokasi MCK yang dapat menjadi rekomendasi bagi pengelola atau pemerintah setempat yang membangun MCK tersebut agar dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan.
Perpustakaan Digital ITB