digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

COVER Fairuuz Ryanhilmi Hibatullah
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Fairuuz Ryanhilmi Hibatullah
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Fairuuz Ryanhilmi Hibatullah
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Fairuuz Ryanhilmi Hibatullah
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Fairuuz Ryanhilmi Hibatullah
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Fairuuz Ryanhilmi Hibatullah
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

PUSTAKA Fairuuz Ryanhilmi Hibatullah
Terbatas  Resti Andriani
» Gedung UPT Perpustakaan

Bijih timah primer jenis greisen merupakan salah satu dari tiga jenis bijih timah primer yang ditemukan pada daerah Batu Besi, Pulau Belitung bersama dengan bijih timah primer jenis skarn dan oxide clay. Bijih timah primer jenis greisen biasa ditemukan pada batuan granites, pegmatites, dan aplites. PT Timah merupakan salah satu produsen timah terbesar di dunia dengan menempati peringkat 2 di dunia. Bijih timah primer jenis greisen memiliki karakteristik yang mirip dengan bijih timah alluvial, sehingga pengolahannya sangat berpeluang untuk dilakukan secara ekonomis yang kemudian diharapkan dapat meningkatkan produksi timah di Indonesia. Karakteristik bijih timah primer jenis greisen yang mirip dengan bijih timah alluvial tidak menjamin keberhasilan benefisiasi bijih tersebut dengan metode pengolahan pada bijih timah alluvial sehingga diperlukan metode konsentrasi yang optimal untuk memaksimalkan pengolahan bijih timah primer jenis greisen. Percobaan ini diawali dengan karakterisasi awal sampel bijih dengan analisis X-Ray Diffraction (XRD). Kemudian percobaan dilanjutkan dengan preparasi bijih timah primer jenis greisen untuk memperoleh fraksi ukuran -841+297µm, -297+149µm, -149+88µm, dan -88µm. Setelah itu dilakukan karakterisasi dengan X-Ray Fluorescene (XRF) untuk mengetahui komposisi kimia unsur yang terkandung di dalam bijih. Percobaan konsentrasi gravitasi dilakukan dengan memvariasikan fraksi ukuran umpan sebesar -841+297µm, -297+149µm, -149+88µm, dan -88µm. Percobaan dilakukan dengan menggunakan skema proses jigging tiga tahap, dimana konsentrat jigging tiap tahap dijadikan umpan pada proses jigging tahap berikutnya dan tailing jigging tiap tahap dilakukan pengolahan kembali dengan konsentrasi gravitasi menggunakan meja goyang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perolehan timah terbaik pada proses jigging tiga tahap terjadi pada percobaan dengan fraksi ukuran umpan -841+297µm yaitu sebesar 53,63%. Enrichment ratio timah terbaik pada proses jigging tiga tahap terjadi pada percobaan dengan fraksi ukuran umpan -88µm yaitu sebesar 26,92. Penggunaan fraksi ukuran yang bervariasi sebagai umpan percobaan menunjukkan bahwa semakin besar fraksi ukuran umpan maka semakin tinggi perolehan timah pada proses jigging tiga tahap dan semakin rendah enrichment ratio timah pada proses jigging tiga tahap. Fraksi ukuran umpan percobaan juga menunjukkan bahwa semakin besar fraksi ukuran umpan maka semakin rendah perolehan timah pada proses pengolahan kembali tailing jigging tiap tahap dengan menggunakan meja goyang.