digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Taufa Indrawan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

COVER Taufa Indrawan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 1 Taufa Indrawan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 2 Taufa Indrawan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 3 Taufa Indrawan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 4 Taufa Indrawan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

BAB 5 Taufa Indrawan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

DAFTAR PUSTAKA Taufa Indrawan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

LAMPIRAN Taufa Indrawan
Terbatas  Esha Mustika Dewi
» Gedung UPT Perpustakaan

Pengembangan kereta cepat nasional menghadapi tantangan pada proses perakitan struktur terutama struktur atap (roof). Untuk memenuhi fungsinya, setiap komponennya harus memenuhi standar geometris internasional. Masalah ini bersumber dari Gambar teknik yang belum dilengkapi spesifikasi produk geometri (GPS) secara lengkap dan tidak adanya panduan perakitan yang lengkap, serta desain jig dan fixture yang tidak memadai untuk menjamin posisi komponen secara akurat . Kondisi tersebut berisiko tinggi menimbulkan kesalahan dan inefisiensi produksi, di mana setiap ketidaksesuaian dapat memicu pengerjaan ulang yang memakan biaya dan waktu. Untuk mengatasi hal tersebut, dilakukan sebuah analisis konseptual dengan meninjau ulang Gambar teknik dan model 3D yang ada. Pendekatan ini adalah langkah awal yang fundamental sebelum ke tahap perakitan dan pengujian fisik. Metodologi ini berfokus pada pemetaan alur perakitan dan aliran datum untuk memahami spesifikasi geometri yang dibutuhkan oleh struktur terhadap komponen lainnya. Selain itu, dilakukan evaluasi mendalam terhadap kapabilitas jig dan fixture yang digunakan tanpa melakukan pengujian fisik atau simulasi numerik. Berdasarkan hasil analisis, kelemahan utama terletak pada Gambar teknik yang tidak spesifik dan jig yang gagal mengunci komponen pada enam derajat kebebasan. Kegagalan penguncian ini berarti posisi dan orientasi komponen tidak dapat dijamin sepenuhnya, sehingga memberikan penyimpangan yang besar. Berdasarkan hasil analisis tersebut tiga rekomendasi telah disusun yaitu melengkapi Gambar dengan GPS, merancang ulang jig dan fixture, serta menggunakan alat ukur presisi tinggi seperti Laser Tracker dan 3D Scanning.