Lapangan panas bumi Mataloko terletak di wilayah kabupaten Ngada, Pulau Flores,
Provinsi Nusa Tenggara Timur. PT PLN (Persero) selaku pengembang WKP
Mataloko, kedepannya akan melakukan pengembangan lapangan dengan
melakukan pembangunan PLTP Mataloko unit 2 dan 3 sebesar 2x10 MW di tahun
2022 dan 2023, disamping usaha pengaktifan kembali PLTP Mataloko 1x1,5 MW.
Sehubungan dengan rencana tersebut pada akhir tahun 2019 telah dilakukan
pengambilan data dan kajian geosains lanjutan pada area Mataloko. Secara umum
hasil kajian menunjukkan perbedaan yang cukup signifikan dibandingkan kajian
sebelumnya. Karakteristik reservoir dan besarnya cadangan sebuah lapangan panas
bumi harus ditentukan dengan tepat, dimana salah satu hal yang mendasari adalah
analisa dan kajian geosains atas lapangan tersebut. Pada penelitian ini akan
dilakukan update model numerik lapangan panas bumi Mataloko berdasarkan
kajian dan data-data terbaru sehingga memungkinkan model mampu lebih
mendekati kondisi riil lapangan. Model numerik ini diperlukan untuk menghitung
cadangan energi lapangan dengan lebih tepat sehingga rencana pengembangan
lapangan dapat dilaksanakan lebih tepat pula. Model numerik lapangan panas bumi
Mataloko dibangun menggunakan kombinasi simulator TOUGH2 V.2 dan
graphical interface software. Hasil kalibrasi model baik pada tahap natural state
maupun production matching menunjukkan bahwa model lebih dapat
menggambarkan kondisi reservoir lapangan panas bumi Mataloko dibandingkan
model sebelumnya. Perhitungan cadangan lapangan dengan menggunakan metode
perhitungan Placket-Burman Design menghasilkan nilai 25,7 MWe. Berdasarkan
simulasi model, diperkirakan drilling target dari well targeting yang direncanakan
oleh pengembang lebih mengarah ke area yang kurang produktif.