Lapangan panas bumi Mataloko terletak di Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur, merupakan salah satu lapangan panas bumi yang dibangun dan dioperasikan oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) dengan kapasitas 2,5 MW. Beberapa manifestasi di Mataloko bersifat asam, misalnya di mata air panas Wae Luja dengan pH 2,92 dan kolam air panas Wogoalo 2 dengan pH 4. Komposisi gas di NCGs menginformasikan bahwa kandungan gas H2S di sumur MT-4 relatif lebih besar dibandingkan dengan sumur lainnya. Data logging geologi juga menunjukkan bahwa sumur MT-4 di Mataloko mengandung mineral alunit yang bersifat asam (pH<4) pada kedalaman 283 - 313 m. Informasi tersebut menunjukkan bahwa fluida panas bumi di Mataloko bersifat asam. Mitigasi keasaman fluida panas bumi perlu dilakukan karena dapat menimbulkan beberapa masalah di kemudian hari, seperti menyebabkan korosi pada infrastruktur pembangkit listrik, masalah produksi dan masalah lingkungan. Sebaran fluida asam di Mataloko dapat diprediksi menggunakan metode Total Conductance dengan pendekatan konduktivitas listrik, sehingga pada saat dilakukan pemboran, daerah dengan kandungan fluida asam dapat dihindari. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa zona asam di lapangan panas bumi Mataloko memiliki luas 0,36 km2 dan nilai Total Conductance 843,07 Siemens. Luasan delineasi zona asam telah dilakukan validasi dengan data manifestasi asam dengan radius asam 130-180 m, data sumur asam dengan radius asam 510 m, data alterasi asam dengan radius asam 200 m, data struktur geologi dengan radius asam 210-510 m. Zona asam di lapangan panas bumi Mataloko dikontrol oleh proses hidrotermal daripada proses vulkanik, seperti kondensasi gas magmatik ke dekat permukaan, mineral alterasi, struktur geologi, fluktuasi kimia fluida dan air meteorik, meskipun gas magmatik masih berperan dalam pembentukan fluida asam.