digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. adalah Bank Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terbesar di Indonesia. Sebagai salah satu BUMN, BRI telah berpartisipasi dalam program pembangunan masyarakat Mikro, Kecil dan Menengah dari Kementerian BUMN yang disebut Rumah Kreatif BUMN (RKB) yang diluncurkan oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara pada tahun 2016. Tujuan dari RKB adalah untuk membantu dan mendorong UMKM dalam mengembangkan bisnis mereka, dalam hal meningkatkan kompetensi UMKM, meningkatkan akses pemasaran, dan memfasilitasi akses permodalan. BRI sebagai perusahaan penganggung jawab RKB BRI. UMKM dikenal sebagai ujung tombak perekonomian Indonesia, karena menyediakan porsi yang besar sebagai alternatif untuk menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan regional dan nasional, dan menghasilkan berbagai produk dan layanan yang berbeda di setiap wilayah di Indonesia. Oleh karena itu, untuk mendapatkan potensi maksimal dari UMKM, BUMN sebagai agen perubahan perlu mengimplementasikan program pembangunan masyarakat yang disebut Rumah Kreatif BUMN. Penelitian ini bertujuan untuk membantu RKB meningkatkan dan mengembangkan strategi dan mendefinisikan kolaborasi The Quadruple Helix Model yang sejalan dengan konsep pelatihan yang baik untuk UMKM. Pertama, peneliti menganalisis situasi RKB dengan analisis internal dan analisis eksternal. Analisis internal membantu RKB mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan mereka, analisis ini dibagi menjadi dua kategori yaitu sumber daya berwujud dan sumber daya tak berwujud. Analisis eksternal dalam penelitian ini menggunakan analisis PESTLE untuk menjelaskan posisi strategis dan memberikan informasi untuk merebut peluang. Selanjutnya, peneliti menganalisis pelatihan yang telah dilakukan dan mengklasifikasikan pelatihan. Akhirnya, peneliti mengevaluasi RKB dengan wawancara, analisis Multikriteria, dan The Quadruple Helix Model. Ada enam kriteria penilaian dalam analisis Multikriteria, yaitu layanan bersama, fasilitas, pendanaan dan dukungan, tata kelola, kriteria masuk dan keluar peserta, dan jaringan. Setiap kriteria diukur menggunakan skala 5 derajat. Analisis The Quadruple Helix Model digunakan sebagai metode untuk menemukan hubungan kolaboratif antara RKB dengan pemerintah, industri, universitas dan masyarakat sipil. Penelitian ini memiliki penelitian kualitatif, karena sedikit penelitian yang dilakukan. Metode kualitatif menggunakan seperangkat protokol untuk merekam data, menganalisis informasi, dan validitas data yang dikumpulkan. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan observasi peneliti. Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, yaitu di mana penelitian hanya difokuskan pada RKB BRI Bandung dan hanya fokus pada pelatihan. Peneliti mewawancarai satu koordinator RKB BRI Bandung, satu staf RKB BRI Bandung dan lima mahasiswa magang RKB BRI Bandung. Wawancara ini menggunakan pertanyaan terbuka dan tidak terstruktur untuk melihat pandangan dan pengalaman mereka. Berdasarkan analisis akar penyebab ada sepuluh subkategori yaitu sumber daya fisik, sumber daya teknologi yang rendah, kurangnya sumber daya manusia, kurangnya membangun hubungan, partisipasi peserta UMKM rendah, gangguan teknologi, desain dan penyampaian pelatihan, pengelompokan UMKM yang tidak akurat, kurangnya perbaikan dan pengembangan, dan kolaborasi yang rendah. Penelitian ini menemukan bahwa implementasi RKB BRI Bandung memiliki persentase rata-rata kinerja yang dikategorikan baik (70,43%), tetapi masih perlu pengembangan dan peningkatan untuk mendapatkan hasil pelatihan yang lebih optimal. Dari wawancara, ditemukan bahwa ada kebutuhan untuk pengembangan dan peningkatan sumber daya fisik RKB BRI Bandung seperti merenovasi ruang pelatihan, meningkatkan kecepatan internet, dan membeli kamera dan meningkatkan komputer untuk meningkatkan kualitas pelatihan, membuat konten pemasaran dan melakukan online latihan. RKB juga membutuhkan kolaborasi dengan pemerintah, kolaborasi dengan universitas, kolaborasi dengan industri, dan kolaborasi dengan masyarakat sipil untuk mendapatkan hasil pelatihan yang maksimal.