Makanan adalah kebutuhan primer untuk bertahan hidup bagi setiap manusia dan hal itu menjadi
industri budaya. Apalagi saat ini di Indonesia, industri makanan dan minuman berkembang sangat pesat
terutama makanan Jepang dan makanan Asia lainnya. Peningkatan ini juga dipicu oleh meningkatnya
kebutuhan masyarakat di kota-kota besar yang sulit tidur, di mana warganya jarang memiliki waktu untuk
memasak untuk diri mereka sendiri dan kenyamanan yang ditawarkan oleh internet dan kontribusi pemula
digital dalam jasa pengiriman dan pemesanan seperti Gojek dan Grab. Konnichiwa adalah sebuah kedai
makanan khas Jepang dan makanan asia lainnya yang bertempat di Bandung, berdiri sejak 2017. Namun
total penjualan Konnichiwa belum mencapai target penjualan. Maka dari itu riset ini dilakukan untuk
dapat mencari penyebab kegagalan Konnichiwa dalam mencapai target penjualan tersebut.
Riset ini menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif. Metode kualitatif yang digunakan untuk
mendapatkan data primer dari interview dengan manager Konnichiwa, sedangkan metode kuantitatif
digunakan untuk mendapatkan data primer tentang analisis konsumen dan proses keputusan pembelian
konsumen melalui kuesioner. Penulis juga menggunakan data sekunder dari beberapa sumber seperti
artikel di internet, BPS, dan lainnya untuk mendukung riset ini.
Penulis melakukan beberapa analisis seperti analisis internal, analisis eksternal dan analisis
konsumen. Analisis internal digunakan untuk mendapatkan informasi tentang kondisi internal
Konnichiwa, sedangkan analisis eksternal digunakan untuk mendapatkan informasi tentang kondisi dan
lingkungan bisnis restoran di sekitar perusahaan. Analisis konsumen dilaksanakan untuk mengevaluasi
perusahaan dari perspektif konsumen dengan dasar prinsip bauran pemasaran 4P dan unutk mencari
kebiasaan potensial konsumen dengan basis proses keputusan pembelian konsumen.
Berdasarkan hasil analisis dan penggunaan metode tulang ikan, akar penyebab dari Konnichiwa
adalah di aspek promosi yaitu lemahnya marketing channel karena hanya menggunakan media sosial
sebagai media promosi dan hanya berjualan di offline. Maka dari itu penulis merekomendasikan sebuah
strategi pemasaran digital dan memperkuat saluran pemasran yaitu berjualan secara online untuk
memecahkan penyebab tersebut. Strategi pemasaran yang direkomendasikan adalah analisis STP baru,
strategi promosi menggunakan Instagram, Facebook, situs ulasan restoran dan bermitra dengan GoFood.
Penulis berharap Konnichiwa dapat menerapkan rekomendasi dan menjaga tren positif agar Konnichiwa
dapat mencapai target penjualan setiap bulannya.
Perpustakaan Digital ITB