digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Siska Widya Dewi Kusumah
PUBLIC Open In Flipbook Lili Sawaludin Mulyadi

Merkuri dari aktivitas Penambang Emas Skala Kecil dapat memapari penduduk di sekitarnya dan menyebabkan intoksikasi merkuri yang dapat didiagnosis dengan Uji Human Biomonitoring (HBM). Penelitian ini dilakukan untuk mengukur angka kejadian intoksikasi merkuri, identifikasi faktor risiko dan confounding yang berpotensi menurunkan akurasi metode tersebut. Penelitian cross sectional dilakukan di 4 kabupaten di Indonesia, yaitu WG, MR, KB, dan DH. Di lokasi tersebut dilakukan pengukuran konsentrasi merkuri pada udara ambien dengan alat Lumex USA, udara terinhalasi dengan personal sampler dan bahan pangan (beras, air minum, sayuran dan ikan) dengan metode ukur ICP-MS untuk mengetahui nilai intake merkuri. Selain itu, dilakukan wawancara, uji HBM (Human Biomonitoring), pemeriksaan fisik umum dan neurologis serta pengukuran konsentrasi merkuri pada sampel urin, rambut dan kuku dari 216 responden dengan metode ICP-MS. Seluruh pemeriksaan dilakukan untuk menentukan status intoksikasi merkuri. Analisis estimate log odd ratio dilakukan dengan regresi logistik. Dari hasil studi diketahui bahwa di seluruh area ditemukan responden dengan intake merkuri melebihi baku mutu yang ditetapkan WHO, dengan rata-rata tertinggi ada di Kabupaten WG (1,82 ± 1,6 µg/Kg.hari). Rata-rata konsentrasi merkuri di urin, rambut dan kuku ditemukan lebih tinggi dari baku mutu WHO di sebagian besar area dengan konsentrasi paling tinggi ditemukan di Kabupaten WG. Responden pada kelompok pekerja tambang memiliki proporsi kejadian intoksikasi merkuri (44%) lebih banyak dibanding non pekerja tambang (12%) dengan nilai Adjusted Log Odd Ratio intoksikasi merkuri berdasarkan intake pada kelompok pekerja mencapai 0,693 dan kelompok non pekerja sebesar -0,261. Indeks massa tubuh, jenis kelamin, gangguan medis lain, kebiasaan merokok dan usia menjadi confounding factor dengan rata-rata magnitude di atas 44% di seluruh area. Faktor-faktor tersebut perlu diperhatikan untuk meningkatkan akurasi perhitungan probabilitas intoksikasi merkuri melalui metode HBM.