digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

ABSTRAK Kurnia Dwi Widyarini
PUBLIC yana mulyana

COVER Kurnia Dwi Widyarini
PUBLIC yana mulyana

BAB 1 Kurnia Dwi Widyarini
PUBLIC yana mulyana

BAB 2 Kurnia Dwi Widyarini
PUBLIC yana mulyana

BAB 3 Kurnia Dwi Widyarini
PUBLIC yana mulyana

BAB 4 Kurnia Dwi Widyarini
PUBLIC yana mulyana

BAB 5 Kurnia Dwi Widyarini
PUBLIC yana mulyana

BAB 6 Kurnia Dwi Widyarini
PUBLIC yana mulyana

PUSTAKA Kurnia Dwi Widyarini
PUBLIC yana mulyana

Latar belakang dan tujuan: Pirai merupakan penyakit artritis akut yang terjadi pada lebih dari 1% populasi orang dewasa di dunia. Insiden dan prevalensi pirai mempunyai hubungan langsung dengan konsentrasi asam urat serum. Tanaman binahong dan tempuyung mudah diperoleh dan sangat mudah tumbuh, baik di daerah dataran rendah maupun dataran tinggi. Pada penelitian terdahulu menunjukkan bahwa masing-masing tanaman tersebut mempunyai potensi sebagai antihiperurisemia dan aktivitas penghambatan enzim xantin oksidase, namun perlu adanya penelitian yang simultan antara uji aktivitas penghambatan enzim xantin oksidase secara in vitro yang dikonfirmasi dengan uji in vivo efek antihiperurisemia dari masing-masing tanaman dan kombinasi keduanya. Penelitian ini bertujuan untuk menelaah aktivitas ekstrak etanol 70% daun binahong dan daun tempuyung serta kombinasinya terhadap penghambatan enzim xantin oksidase secara in vitro dan kemampuan menurunkan kadar asam urat dalam darah secara in vivo. Metode: Simplisia tanaman uji diekstraksi dengan metode refluks menggunakan pelarut etanol 70%. Aktivitas penghambatan xantin oksidase diuji secara in vitro dengan mengukur pembentukan asam urat menggunakan spektrofotometri UV. Selanjutnya, uji aktivitas antihiperurisemia dilakukan secara in vivo menggunakan tikus Wistar jantan yang diinduksi dengan diet tinggi purin dan kalium oksonat. Penurunan kadar asam urat serum setelah pemberian ekstrak uji diamati dan dibandingkan dengan allopurinol. Hasil: IC50 ekstrak daun binahong 635,25 ppm, IC50 ekstrak daun tempuyung 1345,93 ppm, dan pada kombinasi dengan perbandingan 1:1 menunjukkan IC50 846,32 ppm. IC50 allopurinol sebagai pembanding adalah 0,88 ppm. Aktivitas penghambatan enzim xantin oksidase kombinasi kedua ekstrak bersifat aditif. Pada uji in vivo menunjukkan bahwa aktivitas antihiperurisemia pada kelompok allopurinol, ekstrak daun binahong, ekstrak daun tempuyung, maupun kombinasi kedua ekstrak berbeda bermakna dibandingkan terhadap kontrol positif pada menit ke120 dan 150 setelah induksi kalium oksonat (p<0,05). Kombinasi ekstrak memberikan efek aditif dalam menurunkan kadar asam urat tikus Wistar jantan. Kesimpulan: Ekstrak daun binahong dan ekstrak daun tempuyung mempunyai aktivitas penghambatan xantin oksidase dan penurunan kadar asam urat dalam darah, dan kombinasi keduanya memberikan efek aditif. Hal tersebut menunjukkan bahwa ekstrak uji mempunyai potensi untuk dikembangkan menjadi obat antihiperurisemia.