Selulit menyebabkan permukaan kulit menjadi tidak rata, menyerupai tekstur kulit jeruk. Kafein,
sebagai agen untuk terapi selulit, bersifat hidrofilik yang menghambat kemampuannya menembus
stratum korneum. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sediaan nanoemulgel kafein
sehingga dapat memaksimalkan efektivitas penghantaran pada area target. Optimasi formula
dilakukan menggunakan desain Box-Behnken. Parameter yang signifikan (p-value < 0,05)
memegaruhi ukuran globul adalah konsentrasi minyak, serta total dan rasio surfaktan-kosurfaktan.
Optimasi menghasilkan satu formula terpilih, yang terdiri atas konsentrasi minyak 4%, total
surfaktan-kosurfaktan 4%, rasio surfaktan-kosurfaktan 2:1. Karakteristik nanoemulsi menunjukkan
warna putih, translusen, memiliki ukuran globul 106,9 ± 2,43 nm, PDI sebesar 0,254 ± 0,01, pH
sediaan 5,14 ± 0,015, dan kadar kafein 100,86% ± 1,21%. Formula terpilih diformulasikan menjadi
nanoemulgel menggunakan 1,25% Aristoflex® AVC. Sediaan menunjukkan karakteristik berwarna
putih, pH 5,26 ± 0,02, viskositas 8046 ± 224,80 cP, dan kadar kafein 99,63 ± 1,61%. Studi stabilitas
menunjukkan sediaan nanoemulgel stabil pada semua kondisi penyimpanan dan siklus freezethaw, sedangkan basis nanoemulsinya menunjukkan ketidakstabilan pada suhu 40°C. Uji permeasi
in vitro menggunakan membran PDMS menunjukkan permeasi kumulatif kafein setelah 24 jam dari
sediaan nanoemulsi dan nanoemulgel masing-masing sebesar 1305,78 ± 225,67 µg/cm
2
dan 798,13
± 125,04 µg/cm
2
. Nanoemulgel mampu menahan permeasi kafein sehingga menghasilkan laju
pelepasan yang lebih lambat.
Perpustakaan Digital ITB