digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Selulit menyebabkan permukaan kulit menjadi tidak rata, menyerupai tekstur kulit jeruk. Kafein, sebagai agen untuk terapi selulit, bersifat hidrofilik yang menghambat kemampuannya menembus stratum korneum. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sediaan nanoemulgel kafein sehingga dapat memaksimalkan efektivitas penghantaran pada area target. Optimasi formula dilakukan menggunakan desain Box-Behnken. Parameter yang signifikan (p-value < 0,05) memegaruhi ukuran globul adalah konsentrasi minyak, serta total dan rasio surfaktan-kosurfaktan. Optimasi menghasilkan satu formula terpilih, yang terdiri atas konsentrasi minyak 4%, total surfaktan-kosurfaktan 4%, rasio surfaktan-kosurfaktan 2:1. Karakteristik nanoemulsi menunjukkan warna putih, translusen, memiliki ukuran globul 106,9 ± 2,43 nm, PDI sebesar 0,254 ± 0,01, pH sediaan 5,14 ± 0,015, dan kadar kafein 100,86% ± 1,21%. Formula terpilih diformulasikan menjadi nanoemulgel menggunakan 1,25% Aristoflex® AVC. Sediaan menunjukkan karakteristik berwarna putih, pH 5,26 ± 0,02, viskositas 8046 ± 224,80 cP, dan kadar kafein 99,63 ± 1,61%. Studi stabilitas menunjukkan sediaan nanoemulgel stabil pada semua kondisi penyimpanan dan siklus freezethaw, sedangkan basis nanoemulsinya menunjukkan ketidakstabilan pada suhu 40°C. Uji permeasi in vitro menggunakan membran PDMS menunjukkan permeasi kumulatif kafein setelah 24 jam dari sediaan nanoemulsi dan nanoemulgel masing-masing sebesar 1305,78 ± 225,67 µg/cm 2 dan 798,13 ± 125,04 µg/cm 2 . Nanoemulgel mampu menahan permeasi kafein sehingga menghasilkan laju pelepasan yang lebih lambat.