COVER Selma Adalia Surya
Terbatas  Alifah Yusriyah Salsabila
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alifah Yusriyah Salsabila
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 1 Selma Adalia Surya
Terbatas  Alifah Yusriyah Salsabila
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alifah Yusriyah Salsabila
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 2 Selma Adalia Surya
Terbatas  Alifah Yusriyah Salsabila
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alifah Yusriyah Salsabila
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 3 Selma Adalia Surya
Terbatas  Alifah Yusriyah Salsabila
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alifah Yusriyah Salsabila
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 4 Selma Adalia Surya
Terbatas  Alifah Yusriyah Salsabila
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alifah Yusriyah Salsabila
» Gedung UPT Perpustakaan
BAB 5 Selma Adalia Surya
Terbatas  Alifah Yusriyah Salsabila
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alifah Yusriyah Salsabila
» Gedung UPT Perpustakaan
PUSTAKA Selma Adalia Surya
Terbatas  Alifah Yusriyah Salsabila
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  Alifah Yusriyah Salsabila
» Gedung UPT Perpustakaan
Produksi umbi benih kentang G0 (Solanum tuberosum L.) varietas Zarina dalam
sistem aeroponik merupakan sebuah metode untuk meningkatkan efisiensi
perbanyakan umbi benih kentang bebas patogen. Penelitian ini bertujuan untuk
menentukan efisiensi produksi umbi benih kentang G0 varietas Zarina mulai dari
tahap kultivasi in vitro, aklimatisasi dan pertumbuhan pada sistem aeroponik dalam
rumah kasa, hingga pemanenan umbi, guna mendukung scale up ke skala industri.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa multiplication rate kultur in vitro di Labtek
1A ITB sebesar 31,38-36,61 nodus/botol (5,23 nodus/eksplan dengan 6-7
eksplan/botol), sedangkan di PT Kentang Hollando Sejahtera (Kenhose) sebesar
35,6 nodus/botol (3,56 nodus/eksplan dengan 10 eksplan/botol). Metode
aklimatisasi tanpa hardening lebih efisien. Pemodelan pertumbuhan batang dan
akar menunjukkan pola sigmoidal, dengan pertumbuhan tercepat secara berturutturut terjadi pada 14-42 dan 20-45 hari setelah tanam (HST). Pemanenan bertahap
dalam sistem aeroponik meningkatkan perolehan umbi benih, dengan produktivitas
tertinggi pada pemanenan lebih awal (17,58 umbi/tanaman/tahun). Umbi benih G0
yang dihasilkan memiliki diameter minimal 2 cm, berat 9,56 g/umbi, dan kadar air
81,28%. Produksi sudah cukup efisien dengan 38,28 umbi benih G0 yang
dihasilkan untuk tiap plantlet dari kultur stok serta revenue-cost ratio 1,36. Hasil
ini menunjukkan bahwa produksi umbi benih kentang G0 varietas Zarina dalam
sistem aeroponik berpotensi untuk diterapkan ke skala lebih besar untuk
mendukung industri perbenihan kentang di Indonesia.
Perpustakaan Digital ITB