Latar Belakang : Virus Hepatitis B (HBV) menginfeksi lebih dari dua miliar
orang dan 350 juta di antaranya terinfeksi secara kronis. Perkembangan infeksi
HBV kronis menjadi kanker hati dipengaruhi antara lain oleh genotipe dan
subgenotipe HBV, mutasi pada gen x dan kandungan DNA HBV. Untuk
mengetahui adanya mutasi pada gen x, perlu dilakukan amplifikasi. Salah satu
pendekatan yang dilakukan adalah dengan menggunakan metode nested PCR.
Pada penelitian sebelumnya telah dilakukan nested PCR gen x HBV terhadap
beberapa isolat klinik DNA dengan rentang titer sampel 10
5
-10
8
IU DNA/ml.
Namun kondisi nested PCR yang digunakan tidak memberikan hasil untuk jenis
sampel klinik yang tidak diketahui titernya.Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengoptimasi kondisi nested PCR gen x sampel klinik yang tidak diketahui titer
DNA HBVnya, menentukan genotipe dan subgenotipe isolat klinik DNA serta
keberadaan mutasi dari produk nested PCR. Metode : Nested PCR dilakukan dua
tahap untuk mengamplifikasi gen x. Produk PCR pertama berupa fragmen
berukuran teoritis 707 pb dan pada tahap kedua dihasilkan dua fragmen DNA
yang masing-masing berukuran 469 pb (F1) dan 395 pb (F2). Optimasi yang
dilakukan meliputi pemekatan sampel DNA menggunakan presipitasi alkohol,
penurunan jumlah primer dan variasi pengenceran produk PCR pertama. Produk
nested PCR yang didapatkan ditentukan urutan nukleotidanya dengan metode
sekuensing dan dianalisis hasil pembacaannya dengan program BLAST untuk
mendapatkan informasi genotipe, subgenotipe dan dengan program ClustalW
untuk menentukan keberadaan mutasi. Hasil : Optimasi yang berhasil dilakukan
adalah dengan pemekatan sampel DNA hingga mencapai konsentrasi 1000 µg/ml,
penurunan jumlah primer semula 40 µM menjadi 20 µM dan variasi pengenceran
produk PCR tahap pertama semula 100X menjadi 25X dan 10X. Sebanyak 14
sampel klinik dari 28 sampel telah berhasil diamplifikasi menggunakan kondisi
yang dioptimasi. Sampel yang disekuensing sebanyak 10 sampel dengan hasil
analisis sebanyak 5 sampel bergenotipe B (subgenotipe B2 dan B3) dan 5 sampel
bergenotipe C (subgenotipe C1 dan C5). Analisis mutasi gen x terhadap hasil
pensejajaran DNA terdapat satu mutasi terkait karsinoma hati (C1653T) dan
ditemukan mutasi baru. Mutasi yang terkait karsinoma menyebabkan perubahan
kodon pengkode asam amino histidin menjadi tirosin. Kesimpulan : Optimasi
nested PCR terhadap isolat klinik yang belum diketahui titer DNA VHBnya
berhasil meningkatkan persentase keberhasilan sebesar 50%. Dari 10 sampel
klinik yang diujikan, sebanyak 5 sampel bergenotipe B (subgenotipe B2 dan B3)
dan 5 sampel genotipe C (subgenotipe C1 dan C5) serta terdapat satu mutasi
terkait karsinoma hati.
Perpustakaan Digital ITB