Radikal bebas merupakan atom atau kelompok atom yang mengandung elektron yang tidak
berpasangan. Adanya elektron tidak berpasangan ini dapat menyebabkan radikal bebas
tersebut sangat reaktif mencari pasangan dengan cara menyerang dan mengikat elektron
molekul yang berada di sekitarnya. Berbagai kemungkinan dapat terjadi sebagai akibat
kerja radikal bebas, misalnya gangguan fungsi sel dan kerusakan struktur sel. Antioksidan
merupakan senyawa yang dapat menghambat reaksi oksidasi dengan mengikat radikal
bebas, sehingga kerusakan sel akan dihambat. Berdasarkan beberapa penelitian, biji
alpukat (Persea americana Mill.) diketahui memiliki aktivitas antioksidan. Selain itu, biji
alpukat telah banyak dimanfaatkan untuk mengobati berbagai macam penyakit, seperti
menurunkan kadar gula darah dan mengobati infeksi bakteri. Penelitian ini bertujuan untuk
menetapkan IC50 peredaman DPPH; menetapkan kadar total fenol, total flavonoid, total
karotenoid dari masing-masing ekstrak; menguji korelasi total fenol, total flavonoid, dan
total karotenoid terhadap IC50 peredaman DPPH; dan mengisolasi senyawa aktif
antioksidan dari ekstrak biji alpukat. Simplisia biji alpukat diekstraksi secara refluks
menggunakan tiga pelarut dengan kepolaran meningkat yaitu n-heksana, etil asetat, dan
etanol. Ketiga ekstrak dipantau secara kromatografi lapis tipis (KLT). Penetapan IC50
peredaman DPPH, total fenol, total flavonoid, total karotenoid pada ketiga ekstrak
dilakukan dengan spektrofotometri ultraviolet-sinar tampak. Korelasi total fenol,
flavonoid, dan karotenoid dengan IC50 peredaman DPPH dianalisis menggunakan metode
Pearson. Ekstrak etil asetat difraksinasi dengan metode kromatografi cair vakum, dan
fraksi ke-16 hingga 18 kemudian disubfraksinasi dengan metode kromatografi kolom.
Subfraksi ke-44 dan 45 dikumpulkan dan dimurnikan dengan pencucian menggunakan
pelarut n-heksana, dan KLT preparatif. Karakterisasi isolat dilakukan dengan
menggunakan penampak bercak spesifik, spektrofotometri ultraviolet-sinar tampak,
kromatografi kertas 2 dimensi, dan spektrofotometri inframerah. Simplisia biji alpukat
mengandung senyawa golongan alkaloid, flavonoid, tanin, terpenoid, steroid/triterpenoid,
dan fenol. Ekstrak etanol menunjukkan aktivitas antioksidan tertinggi, yakni dengan nilai
IC50 peredaman DPPH terendah (0,97 ± 0,29) µg/mL. Kadar total flavonoid dan karotenoid
tertinggi terdapat pada ekstrak n-heksana dengan kadar berturut-turut sebesar (2,74 ± 0,07)
g QE/100 g dan (0,58 ± 0,09) g BE/100 g. Kadar total fenol tertinggi terdapat pada ekstrak
etanol sebesar (9,12 ± 0,20) g GAE/100 g. Ekstrak n-heksana, etil asetat, dan etanol
memiliki IC50 peredaman DPPH berturut-turut sebesar 38,06 µg/mL, 2,71 µg/mL, dan 0,97
µg/mL. Total fenol memiliki korelasi tinggi dan negatif terhadap aktivitas antioksidan
ekstrak biji alpukat. Senyawa golongan fenol merupakan kontributor utama pada aktivitas
antioksidan ekstrak biji alpukat dengan metode DPPH. Isolat J yang berasal dari ekstrak
etil asetat diduga merupakan isoflavon glikosida yang mengandung gugus -OH bebas pada
cincin A dan atau B.
Perpustakaan Digital ITB