Latar Belakang dan Tujuan: Nauclea subdita (bangkal) adalah salah satu tumbuhan
asli Kalimantan yang secara empiris berkhasiat sebagai anti jerawat. Penggunaan serbuk
kulit batang bangkal secara empiris kurang praktis dan tidak nyaman, sehingga
diperlukan formulasi sediaan sebagai pembawa. Telah dilaporkan bahwa ukuran partikel
yang kecil dalam emulsi dapat berfusi dan mengganggu sel prokariotik, virus dan sel
eukariotik fungi. Kemampuan antimikroba nanoemulsi dipercaya dihasilkan karena
ukuran nano partikel minyak. Oleh sebab itu, selain ekstrak kulit batang bangkal dibuat
gel, ekstrak juga dibuat nanoemulsi yang diinkoporasikan ke dalam gel (nanoemulgel)
kemudian dibandingkan aktivitasnya. Tujuan dari penelitian ini adalah memformulasikan
sediaan gel dan nanoemulgel dari ekstrak kulit batang bangkal yang stabil dan elegan, dan
menguji aktivitasnya dalam penghambatan pertumbuhan bakteri Propionibacterium acnes
(P. acnes) sehingga berpotensi untuk pengembangan pemanfaatan tanaman sebagai
kosmetik dalam sediaan yang sesuai. Metode: Kulit batang bangkal diekstraksi
menggunakan teknik Soxhlet dengan pelarut etanol. Ekstrak yang diperoleh
dikarakterisasi dan ditentukan konsentrasi hambat minimumnya (KHM) mengikuti
metode mikrodilusi cair berdasarkan CLSI (2004). Ekstrak kemudian dibuat nanoemulsi.
HPMC, Viscolam SMC 20, dan Carbopol 940 diorientasi sebagai basis yang cocok.
Ekstrak kemudian diformulasikan dalam bentuk gel dan nanoemulgel serta diuji
aktivitasnya dengan metode difusi agar. Gel dan nanoemulgel terpilih dievaluasi secara
fisik dan biologi serta diuji iritasi. Hasil: Rendemen ekstrak sebesar 6,141 % b/b. Rasio
minyak, surfaktan, kosurfaktan yang paling baik sebagai pembawa ekstrak adalah Virgin
Coconut Oil (VCO) : Cremophor RH40 : etanol perbandingan 1 : 8: 1, nanoemulsi
dengan rasio ini sebagai pembawa ekstrak sebesar 25 mg. HPMC 5 % dipilih sebagai
basis gel ekstrak dan Viscolam SMC 20 20 % dipilih sebagai basis nanoemulgel ekstrak.
Nanoemulgel ekstrak 1 % dapat menghambat pertumbuhan P. acnes sedangkan saat
dibuat bentuk gel memerlukan konsentrasi 6 % baru menunjukkan penghambatan. Secara
estetika, sediaan nanoemulgel lebih terlihat menarik karena berwarna jernih dibandingkan
dengan sediaan gel. Penelitian menunjukkan sediaan gel dan nanoemulgel tidak
menimbulkan iritasi dan stabil secara fisika dan biologi sampai pada hari ke-30.
Kesimpulan: Ekstrak etanol kulit batang bangkal memiliki aktivitas terhadap P. acnes
seperti pada empirisnya. Ekstrak yang dibuat dalam bentuk nanoemulgel memberikan
nilai KHM 5 kali lebih baik (1 %) dibandingkan ekstrak yang langsung dibuat gel (6 %).
Gel 6 % dan nanoemulgel 1 % ekstrak kulit batang bangkal dapat dijadikan salah satu
alternatif obat jerawat yang berkhasiat dan tidak mengiritasi.