Cover_Intan Permata Sari
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Bab 1_Intan Permata Sari
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Bab 2_Intan Permata Sari
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Bab 3_Intan Permata Sari
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Bab 4_Intan Permata Sari
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Bab 5_Intan Permata Sari
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Bab 6_Intan Permata Sari
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Pustaka_Intan Permata Sari
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Terbatas  yana mulyana
» Gedung UPT Perpustakaan
Benalu (Dendrophthoe pentandra (L.) Miq.) merupakan salah satu jenis tumbuhan parasit yang
digolongkan ke dalam suku Loranthaceae. Daun benalu biasa digunakan untuk pengobatan
tradisional. Sebagian besar senyawa yang terkandung dalam daun benalu (Dendrophthoe
pentandra (L.) Miq.) yaitu flavonoid. Flavonoid memiliki aktivitas utama seperti antiinflamasi,
antioksidan, dan antibakteri. Kandungan flavonoid dalam benalu ini telah banyak diteliti, namun
belum ada penelitian yang fokus pada benalu (Dendrophthoe pentandra (L.) Miq.) yang tumbuh di
pohon angsana. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi dan mengkarakterisasi flavonoid
utama dari daun benalu (Dendrophthoe pentandra (L.) Miq.) yang tumbuh di pohon angsana.
Daun benalu segar dikumpulkan, disortasi, dibersihkan, dikeringkan dalam oven, dan digiling
menjadi serbuk simplisia. Simplisia daun benalu diekstraksi menggunakan metanol 50% dengan
metode refluks selama dua jam. Ekstraksi dilakukan tiga kali dan ekstrak dipantau menggunakan
metode Kromatografi Lapis Tipis (KLT). Ekstrak dipekatkan menggunakan penguap putar vakum
hingga menghasilkan ekstrak kental. Ekstrak kental dilarutkan di dalam air panas dan disaring, lalu
filtrat difraksinasi dengan metode ekstraksi cair-cair menggunakan pelarut berturut-turut yaitu
petroleum eter, kloroform, dan etil asetat. Keempat fraksi dipantau dengan metode KLT. Dari hasil
analisis kualitatif, senyawa flavonoid banyak terkandung dalam fraksi etil asetat, karena setelah
penyemprotan dengan pereaksi sitroborat dihasilkan dua bercak yang berpendar dengan Rf 0,52
dan 0,6, sedangkan pada fraksi petroleum eter dan fraksi kloroform tidak terdapat bercak yang
berpendar, dan pada fraksi air hanya muncul satu bercak dengan Rf 0,52. Separasi dilakukan
terhadap fraksi etil asetat menggunakan KLT preparatif. Hasil separasi diuji kemurniannya dengan
metode KLT pengembangan tunggal dan KLT dua dimensi. Hasil pengujian menunjukkan bahwa
hasil separasi tersebut murni. Karakterisasi dilakukan terhadap hasil separasi yang telah
dinyatakan murni menggunakan spektrofotometri UV-sinar tampak dengan menggunakan
pereaksi geser. Dari hasil karakterisasi, senyawa flavonoid utama dari benalu ini memiliki
absorbansi maksimum pada panjang gelombang 256 nm (pita II) dan 349 nm (pita I). Hasil
karakterisasi menggunakan pereaksi geser dan spektrofotometri UV-sinar tampak menunjukkan
bahwa senyawa flavonoid utama ini diduga merupakan senyawa flavon dengan gugus hidroksi
pada posisi 3 yang tersubstitusi, gugus hidroksi pada posisi 5, 7, dan orto dihidroksi pada cincin B
(posisi 4’dan 3’).
Perpustakaan Digital ITB