Stasiun Kiaracondong, salah satu stasiun besar di Kota Bandung, walaupun memiliki lahan
yang terletak pada posisi strategis di tengah kota, keadaannya kurang berkembang. Kondisi
lahan stasiun yang dikelilingi oleh perumahan padat, yang mayoritas penghuninya adalah
masyarakat berpenghasilan rendah, serta belum adanya pembangunan node destinasi kota pada
Kawasan Kiaracondong ini membuat lahan Stasiun Kiaracondong menjadi sulit dikembangkan
sebagai sebuah destinasi strategis. Stasiun eksisting hanya dimanfaatkan oleh komuter sebagai
tempat transit, sebab belum tersedia fasilitas pendukung lain yang cukup untuk memberikan
alasan komuter dan masyarakat dari luar stasiun untuk datang dan melakukan berbagai
aktivitas, seperti layaknya pada sebuah multifungsi destinasi. Kondisi ini tidak menguntungkan
bagi perusahaan PT Kereta Api Indonesia (KAI), pemilik stasiun tersebut.
Sebagai suatu solusi untuk dapat mengembangkan potensi lahan Stasiun Kiaracondong secara
maksimal, dibuatlah gagasan pengembangan bangunan mixed-use stasiun yang dirancang
dengan pendekatan Strategic Placemaking, yang merupakan sebuah tipe Placemaking. Konsep
pendekatan Strategic Placemaking dipilih untuk memperbaiki rancangan stasiun eksisting
yang tidak terintegrasi dengan masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Strategic Placemaking
bertujuan untuk mewujudkan sebuah destinasi multifungsi yang juga melibatkan masyarakat
lokal sebagai bagian dari stakeholder dan pengembangannya, yang penting bagi
keberlangsungan kehidupan stasiun. Tujuan utama lain dari Strategic Placemaking adalah
untuk menarik para pebisnis handal untuk mau masuk dan terlibat pada pengembangan
ekonomi tempat ini sehingga menguntungkan semua pihak yang terlibat di dalamnya.
Penerapan konsep Strategic Placemaking pada rancangan dilakukan dengan melibatkan dua
aspek utama yang berupa aktivitas dan lingkungan fisik, yang didasari oleh aspirasi masyarakat
setempat guna membentuk sense of place pada proyek yang identik dengan lingkungan
lokalnya. Aspek aktivitas diterjemahkan ke dalam program fasilitas mixed-use untuk
menciptakan berbagai jenis kegiatan yang sesuai kebutuhan komunitas stasiun, dan juga berupa
pentahapan pengembangan area perbelanjaan dengan kelas ekonomi campuran untuk menarik
pengunjung dari kalangan komuter stasiun, masyarakat lokal dan urban dari luar kawasan.
Sedangkan aspek lingkungan fisik diwujudkan dalam bentuk arsitektural bangunan yang
mencerminkan tipologi karakter tempat dari lingkungan Kiaracondong.
Rancangan proyek dibuat dengan merujuk pada penelitian Placemaking yang telah dilakukan
oleh Project of Public Space (PPS) terhadap tempat-tempat berkualitas di berbagai negara,
serta juga merujuk pada parameter PPS dan Michigan State University Land Policy Institute.
Rancangan diusahakan untuk mengadopsi seluruh kaidah-kaidah Strategic Placemaking pada
sebuah pengembangan mixed-use yang berkualitas di area transit. Dengan solusi yang
diusulkan ini diharapkan Stasiun Kiaracondong ke depan akan menjadi suatu destinasi yang
menarik dan dapat lebih mengangkat ekonomi masyarakat setempat.
Perpustakaan Digital ITB