COVER Andhika Adiratna Anantafortuna
Terbatas yana mulyana
» ITB
Terbatas yana mulyana
» ITB
BAB 1 Andhika Adiratna Anantafortuna
Terbatas yana mulyana
» ITB
Terbatas yana mulyana
» ITB
BAB 2 Andhika Adiratna Anantafortuna
Terbatas yana mulyana
» ITB
Terbatas yana mulyana
» ITB
BAB 3 Andhika Adiratna Anantafortuna
Terbatas yana mulyana
» ITB
Terbatas yana mulyana
» ITB
BAB 4 Andhika Adiratna Anantafortuna
Terbatas yana mulyana
» ITB
Terbatas yana mulyana
» ITB
BAB 5 Andhika Adiratna Anantafortuna
Terbatas yana mulyana
» ITB
Terbatas yana mulyana
» ITB
BAB 6 Andhika Adiratna Anantafortuna
Terbatas yana mulyana
» ITB
Terbatas yana mulyana
» ITB
PUSTAKA Andhika Adiratna Anantafortuna
Terbatas yana mulyana
» ITB
Terbatas yana mulyana
» ITB
Sinar matahari merupakan sumber energi bagi kelangsungan hidup semua makhluk di bumi.
Namun, paparan berlebihan dapat menyebabkan kerusakan kulit. Tabir surya adalah sediaan yang
dapat menahan sinar ultraviolet dengan mekanisme kimiawi atau fisika. Kemampuan tabir surya
menahan sinar ultraviolet dinyatakan sebagai nilai faktor pelindung surya (FPS). FPS merupakan
perbandingan nilai Dosis Eritema Minimal (DEM) setelah diberi sediaan tabir surya dan sebelum
diberi tabir surya. Bekatul adalah serbuk halus yang melapisi bulir beras dalam biji padi. Minyak
bekatul merupakan hasil ekstraksi dari bekatul dan benih. Bekatul mengandung senyawa !-
oryzanol yang memiliki peran protektif terhadap sinar UV dengan mekanisme kimiawi sehingga
dapat digunakan sebagai agen tabir surya. Tujuan penelitian ini adalah menentukan formulasi
sediaan krim tabir surya dari minyak bekatul, menentukan nilai FPS secara in vivo dan melakukan
uji iritasi pada kulit. Penelitian ini diawali dengan menentukan nilai Hydrophilic-Lipophilic Balance
(HLB) yaitu 9,3. Formulasi sediaan meliputi optimasi konsentrasi emulgator, peningkat viskositas
dan konsentrasi minyak bekatul. Formula krim yang memenuhi persyaratan adalah formula yang
mengandung 3% minyak bekatul, 10% vaselin album, 10% parafin cair, 7% setostearil alkohol,
5,09% Span 80, 3,91% Tween 40 dan 60,7% aquades. Krim yang dibuat dievaluasi organoleptis,
pH, viskositas, stabilitas, uji iritasi kulit, dan penentuan nilai FPS secara in vivo. Uji iritasi primer
menunjukkan tidak terjadi iritasi pada kulit punggung kelinci. Pengujian nilai aktivitas FPS diawali
dengan penentuan DEM atau energi minimal sinar UV B yang dapat menimbulkan eritema. Hasil
orientasi nilai DEM pada kelinci yang tidak diberi krim adalah 1,494 J/cm
2
. Nilai FPS krim tabir
surya adalah 3,37.
Perpustakaan Digital ITB