digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Kenari (Canarium indicum L.) merupakan komoditas pertanian yang tersebar luas di bagian Indonesia Timur, terutama di wilayah Maluku, Sulawesi Utara, dan Pulau Seram. Penelitian mengenai biji kenari selama ini banyak dilakukan terhadap kandungan lipidnya, sedangkan terhadap protein sebagai penyusun kedua terbesar masih belum tereksplorasi. Oleh karena itu, pada penelitian ini dilakukan analisis terhadap protein endosperma biji kenari dalam bentuk ekstrak maupun fraksi untuk mengetahui profil protein didalamnya terutama untuk mengetahui fraksi protein yang mengandung glikoprotein khususnya lektin. Endosperma biji kenari yang dianalisis berasal dari buah kenari yang masih hijau (muda) dan ungu (matang). Metode ekstraksi protein dilakukan dengan maserasi menggunakan NaCl 0,9% sedangkan fraksinasi protein dilakukan melalui presipitasi menggunakan amonium sulfat dengan tingkat saturasi berbeda sehingga dihasilkan lima fraksi endosperma biji kenari baik biji kenari hijau (BKH) maupun biji kenari ungu (BKU) antara lain fraksi 1 (saturasi 0-20%), fraksi 2 (saturasi 20-40%), fraksi 3 (saturasi 40-60%), fraksi 4 (saturasi 60-80%), dan fraksi 5 (saturasi 80-100%). Karakterisasi yang dilakukan terhadap ekstrak dan fraksi antara lain penentuan kadar protein, berat molekul, identifikasi glikoprotein, dan uji aktivitas hemaglutinasi. Hasil analisis terhadap kadar protein dengan membandingkan antar endosperma BKH dan BKU menunjukkan tidak adanya perbedaan yang signifikan antar keduanya baik pada ekstrak maupun fraksi. Profil elektroforegram menunjukkan endosperma BKH dan BKU tersusun dari protein dengan berat molekul yang hampir sama, kecuali pada protein 17,4-17,9 kDa tidak ditemukan pada endosperma BKU, selain itu keduanya juga mengandung empat buah glikoprotein dominan dengan berat molekul masingmasing yaitu 21,5 –26,8 kDa ; 35,9 –43,4 kDa ; 49,3 –54,8 kDa dan 62,6 –67,6 kDa. Uji hemaglutinasi mengkonfirmasi bahwa glikoprotein pada endosperma BKH dan BKU tidak dapat menghemaglutinasi sel darah merah dan diduga jenis lektin yang terkandung didalamnya merupakan merolektin.