Perkembangan kota Banda Aceh ditandai dengan perubahan wajah kota, yang terutama
didominasi oleh bangunan perkantoran yang ada di dalam kota. Kehadiran bangunan
perkantoran tersebut tidak terlepas dari perkembangan budaya dan nilai Arsitektur yang tumbuh
dalam kehidupan masyarakat Aceh. Perwujudan bangunan perkantoran merupakan cerminan
pemahaman masyarakat Aceh terhadap tingkat asosiasi dan identifikasi budaya setempat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap faktor-faktor penting pemahaman masyarakat Aceh
terhadap identitas local bangunan perkantoran di Kota Banda Aceh. Metode penelitian yang
digunakan adalah metode kualitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui survei online terhadap
masyarakat Aceh. Data yang diperoleh dari responden dianalisis dengan open coding, axial
coding, dan selective coding.
Dari hasil analisis terungkap 4 kategori persepsi masyarakat Aceh dalam memahami identitas
local pada bangunan perkantoran di Aceh yaitu Konsep Rumoh Aceh (penerapan dan penataan
secara fungsional), Bangunan Rumoh Aceh ( struktur bagian atas rumoh aceh, struktur bagian
tengah rumoh aceh dan struktur bagian bawah rumoh aceh), Identitas Budaya Aceh (sifat islam,
budaya meunasah dan pakaian adat pria Aceh), dan Ciri khas Visual (ciri khas teraga dan cirri
khas takteraga). Ditemukan kecenderungan masyarakat memahami identitas lokal dari
karakteristik visual, bukan dari sisi karakteristik non visual ataupun pemaknaan bangunan.