Sebuah kota dalam perkembangannya sering menimbulkan beragam konflik dan
problema akibat pembangunan infrastruktur kota. Tidak terlepas kota Jakarta yang
mengalami pembangunan infrastruktur dan transportasi yang cukup pesat hingga
akhir tahun 2016. Jalur Tol layang Becakayu adalah salah satu pembangunan
infrastruktur yang dilanjutkan pada tahun 2015 setelah tertunda selama 18 tahun.
Proses konstruksi jalan layang tersebut memberikan dampak yang negatif
terhadap pemukiman disekitarnya yaitu pelebaran jalan, hilangnya ruang hijau
hingga potensi timbulnya ruang pasif baik di bawah jalan layang dan juga sungai
yang berada di bawahnya.
Pada saat yang sama, kota Jakarta sedang bertransformasi untuk menjadi kota
yang lebih sehat, ini dilihat dari program pemerintah seperti RPTRA (Ruang
Publik Terpadu Ramah Anak) dan perluasan jaringan busway Transjakarta
sebagai tulang punggung tranportasi publik kota Jakarta. Dari persoalan diatas
maka bagaimana respon penataan kawasan yang dapat mengurangi dampak
negatif pembangunan, memaksimalkan potensi ruang dan transportasi kota dengan
tidak mengesampingkan peran permukiman masyarakat yang telah ada agar
kawasan terus hidup dan berkesinambungan.
Fenomena kota seperti ini memerlukan adanya penataan yang berfokus kepada
keberlangsungan hidup suatu kawasan baik secara fisik kawasan, sosial
masyarakat, ekonomi, dan kelestarian lingkungan. Penataan kawasan perlu
menerapkan konsep pemukiman yang berorientasi kepada vitalitas kota dan
kawasan (sustainable neighborhood). Tujuan tesis ini adalah merancang kawasan
pemukiman dengan mengangkat fasilitas kreatif sebagai dasar ide pengembangan
kawasan dan menerapkan konsep sustainable neighborhood agar mampu
meningkatkan kualitas dan vitalitas kawasan.