digilib@itb.ac.id +62 812 2508 8800

Preferensi hunian sudah banyak diteliti dalam literatur hunian, karena dapat memberikan informasi penting bagi perencanaan dan pengembangan pemukiman. Setiap kelompok memiliki preferensi yang berbeda – beda, karena kebutuhan yang beragam. Isu terkait preferensi ini belum banyak dibahas di Indonesia, terutama preferensi hunian generasi milenial. Saat ini generasi milenial akan memasuki pasar hunian atau perumahan dan akan memberikan dampak terhadap pasar hunian secara menyeluruh. Penelitian ini merupakan studi awal yang akan menganalisa preferensi milenial dalam memilih hunian karena belum diketahuinya preferensi milenial terhadap hunian di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode analisis tabulasi silang dan analisis konjoin untuk mengetahui preferensi hunian generasi milenial. Pengumpulan data dilakukan secara daring dan proses pelaksanaannya memakan waktu tiga minggu dengan total 189 responden. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah homogeneous purposive sampling agar terhindar dari ketidakcocokkan kelompok usia. Hasil analisa dalam penelitian ini menunjukkan bahwa generasi milenial memiliki preferensi untuk membeli hunian. Meskipun demikian, masih terdapat milenial yang belum memiliki hunian pribadi atau masih tinggal di rumah orang tuanya atau masih menyewa. Bahkan beberapa diantara responden yang sudah menikah atau berkeluarga belum dapat memiliki hunian sendiri. Selain itu, penelitian ini juga mendapatkan kemampuan membayar uang muka generasi milenial saat ini sebesar 300 juta rupiah, dengan besaran cicilan 3 juta rupiah, dan skema pembayaran KPR selama 15 tahun. Preferensi dari atribut hunian milenial adalah hunian dengan konsep cluster, dekat dengan tempat kerja, dan ruang keluarga besar dengan kamar tidur kecil. Dalam memilih hunian, terjadi perbedaan preferensi antara ketika akan menyewa dan membeli hunian. Generasi milenial lebih mementingkan konsep daripada lokasi ketika akan membeli hunian, sedangkan ketika akan menyewa hunian, generasi milenial akan lebih mementingkan lokasi daripada konsep